Enam Bulan Pimpin Kaltim, Rudy-Seno Tarik 23 Investor Baru

Wakil Gubernur Seno Aji dan Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman (Niaga.Asia/Lydia Apriliani).

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Wakil Gubernur Seno Aji mengungkapkan kabar positif terkait minat investor di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Dalam enam bulan terakhir, tercatat sedikitnya 23 investor tertarik menanamkan modalnya, terutama di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy, Kutai Timur.

“Selama kami (Rudy-Seno) memimpin Kaltim dalam waktu enam bulan, sudah ada kurang lebih sekitar 23 investor yang berminat untuk menanamkan investasinya terutama di KEK Maloy. Ini luar biasa,” ujarnya saat menghadiri Muswil VI PKS Kaltim pada Minggu (24/8) di Sekretariat PKS jalan M Yamin Samarinda.

Realisasi investasi itu kata Seno Aji, diyakini akan memberikan dukungan yang signifikan terhadap program kerja daripada Pemerintah Kabupaten Kutai Timur sekaligus menopang agenda pembangunan Pemerintah Provinsi Kaltim.

“Pak Bupati, mudah-mudahan investasi ini bisa segera berjalan dengan baik. Tentu saja untuk mendukung program-program kerja Pak Bupati, dan program kerja pemerintah Kaltim ke depannya,” tegasnya.

Senada dengan pernyataan orang nomor dua di Bumi Etam, Bupati Kabupaten Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman mengungkapkan bahwa Kaltim sebagai salah satu provinsi terpenting di Indonesia, tidak hanya karena kekayaan sumber daya alamnya, tetapi juga perannya yang strategis dalam ekonomi nasional dan pembangunan masa depan.

Mengapa demikian, sebab Kaltim dengan luas wilayah sekitar 127.346,92 kilometer persegi dan jumlah penduduk sekitar 4,12 juta jiwa pada akhir 2024, sejak lama menjadi daerah penyumbang devisa utama negara. Bahkan masuk empat besar bersama Provinsi Riau, Jawa Timur dan DKI Jakarta.

“Kaltim, daerah yang kaya dengan sumber daya alam. Zaman dahulu kayu menjadi penyumbang terbesar negara, kemudian ada damar, minyak dan gas, hingga batubara. Hari ini semua itu masih kita miliki dan menjadi andalan,” jelasnya.

Selain migas dan batubara, perkebunan kelapa sawit kini juga menempati posisi penting dalam perekonomian Kaltim. Dari 10 komoditas penyumbang devisa negara, sawit menempati posisi atas setelah migas, batubara, dan pariwisata.

“Kaltim adalah salah satu perkebunan sawit terbesar di Indonesia. Kontribusinya tidak kecil dalam devisa negara,” terangnya.

Di sisi lain, Kaltim juga memiliki sejumlah kawasan ekonomi strategis yang tengah berkembang. Di Balikpapan terdapat Kawasan Ekonomi Kariangau, sementara di Kabupaten Kutai Timur ada KEK Maloy dan kawasan industri kimia berbasis gasifikasi batubara yang diproyeksikan menghasilkan metanol dengan nilai investasi sekitar Rp40 triliun.

Ardiansyah menyebut, proyek gasifikasi batubara sempat tertunda, namun investor kembali menunjukkan minat.

“Sebenarnya sejak 2022–2023 direncanakan produksi metanol melalui gasifikasi batubara. Ada kendala sehingga tertunda. Tapi sekarang kita mendengar kabar positif, ada investor yang kembali siap masuk,” katanya.

Kendati begitu, Ardiansyah juga mengingatkan bahwa potensi besar tersebut perlu diimbangi dengan berbagai percepatan pembangunan. Khususnya infrastruktur jalan nasional dan digital yang harus segera diperkuat agar realisasi investasi dapat berjalan optimal.

“Oleh karenanya, besar harapan kita bersama-sama untuk bersinergi dengan pemerintah provinsi dalam rangka membangun Kaltim yang lebih maju dan lebih baik lagi di masa-masa sekarang,” pungkasnya.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan

Tag: