Enam Orangutan Dilepasliarkan di Hutan Kalimantan Tengah

Ax
Pelepasliaran 6 Orangutan di Kalimantan Tengah (foto : Yayasan BOS)

PALANGKARAYA.NIAGA.ASIA – Enam Orangutan (Pongo Pygmaeus Wrumbii) Selasa (12/3) lalu, dilepasliarkan ke hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBR), di Kalimantan Tengah. Dengan begitu, sudah ada 120 individu orangutan dilepasliarkan di hutan itu.

Pelepasliaran ke TNBBR merupakan pelepasliaran ke-15 dilakukan pusat rehabilitasi Orangutan yayasan BOS Nyaru Menteng, sejak Agustus 2016 lalu, dan menjadi ke 28 kalinya di Kalimantan Tengah sejak 2012 lalu.

Keenam orangutan ini terdiri dari 3 jantan, Rosidin usia 20 tahun, Tristan usia 16 tahun, dan Borneo berusia 1 tahun, dan 3 betina, yaitu Buntok, induk Borneo (12), Paijah (15), dan Danida (13). Menuju ke TNBBR, diperlukan waktu hingga 12 jam perjalanan darat dan sungai, dari Nyaru Menteng.

“Sejak 2016, kerja sama ini telah berhasil memulangkan ratusan orangutan ke habitatnya. Hari ini, sebagai hasil kerja bersama yang luar biasa, jumlah totalnya mencapai 120,” kata Kepala BKSDA Provinsi Kalimantan Tengah, Adib Gunawan, dalam keterangan tertulisnya.

Sementara, Kepala TNBBR Wilayah Kalteng dan Kalbar, Agung Nugroho menerangkan, 6 orangutan yang dilepasliarkan, telah menjalani proses rehabilitasi bertahun-tahun, hingga kembali ke hutan taman nasional.

“Kami berharap mereka bisa membentuk generasi baru populasi orangutan liar yang mandiri dan lestari.
Keenam orangutan ini berasal dari Pulau Badak Besar, sebuah pulau berhutan alami di Gugusan Pulau Salat, kabupaten Pulang Pisau, dimana oleh Yayasan BOS, dimanfaatkan sebagai pulau pra-pelepasliaran,” terang Agung.

Sementara, CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite mengingatkan, seluruh pemangku kepentingan harus bekerja keras mencegah upaya pembukaan lahan, perburuan, dan perdagangan liar flora dan fauna.

“Untuk menghentikan tindakan menentang hukum seperti ini, pelanggar harus menerima hukuman seberat mungkin sesuai hukum yang berlaku. Kami percaya penegakan hukum yang ketat sangat mendukung pelestarian populasi orangutan,” demikian Jamartin. (006)