Energi Terbarukan Janjikan Karir Masa Depan

Rebekka Angelyn, Executive Director Rumah Energi. (Foto Kementerian ESDM)

SOLO.NIAGA.ASIA-Ketika transisi energi menjadi keniscayaan, karir di bidang energi terbarukan juga semakin menjanjikan. Memang karir energi terbarukan ini masih dibilang baru, namun peluang pekerjaan di bidang energi terbarukan atau yang dikenal sebagai Green Jobs meningkat pesat. The International Renewable Energy Agency (IRENA) mencatat pada 2017 setidaknya terdapat 10,3 juta pekerjaan di sektor ini atau naik 1,5 kali dibanding tahun 2012.

Di Indonesia sendiri, potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia mencapai lebih dari 400 Giga Watt (GW), namun baru sekitar 1 GW yang dimanfaatkan. “Pekerjaan di industri EBT semakin meningkat setiap tahun.

Tahun 2017 pekerja EBT di dunia mencapai 10,34 juta orang. 3,4 juta diantaranya adalah pekerja di industri solar PV, di Indonesia kita juga berada pada tren yang sama,” ujar Kepala Bagian Komunikasi dan Layanan Informasi Biro KLIK Kementerian ESDM Ariana Soemanto, pada gelaran “Ruang Energi: GreenJobs” di Solo, Jumat (14/2) dan dirilis disitus esdm.go.id.

Peningkatan pekerjaan di industri EBT diamini oleh Rebekka Angelyn, Executive Director Rumah Energi. Rebekka menyebut, inisiasi Yayasan Rumah Energi (YRE) telah membuka kesempatan bekerja di bidang energi hijau ini. Yayasan Rumah Energi didirikan pada 2012 untuk memberikan respon terhadap kebutuhan akan akses yang lebih baik terhadap makanan dan energi yang terjangkau serta untuk mengatasi penggunaan bahan bakar fosil yang tidak berkelanjutan dan dampak dari perubahan iklim, membantu masyarakat mendapatkan pegangan yang lebih kuat pada sumber daya alam mereka.

Gelaran “Ruang Energi: GreenJobs” di Solo, Jumat (14/2). (Foto Kementerian ESDM)

“YRE memiliki 33 anggota tim di 11 provinsi di Indonesia. Kami juga memiliki 27 partner pekerja konstruksi yang membantu kami membangun infrastruktur energi bersih, salah satunya biogas. Kami sudah membuka lapangan pekerjaan untuk 1.432 orang di industri EBT,” ujar Rebekka.

Selain itu, imbuh Rebekka, YRE juga menginkubasi bisnis, memberi pelatihan mitra-mitra di lapangan yang membangun biogas, dan bisnis kewirausahaan perempuan di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

“Selama 8 tahun, YRE membuka lapangan pekerjaan untuk 144 orang. Kami membuka training dan sertifikasi, untuk mempromosikan biogas, juga untuk mengecek kualitas biogas yang telah dibangun. Partner konstruksi kami juga ikut berperan di promosi dan perawatan atau after sales-nya biogas,” ungkap Rebekka.

Solo menjadi tempat pertama gelaran diskusi #GreenJobs #KerjaanMasaDepan di tahun 2020. Industri EBT menjanjikan karir bagi para lulusan universitas mengingat potensi EBT yang sangat besar dan masih memiliki peluang untuk dieksplorasi.

Industri EBT juga sangat menarik bagi entrepreneur yang ingin membangun start up energi hijau dan membuka lapangan kerja yang besar yang bermanfaat bagi masyarakat, seperti yang dilakukan Kementerian ESDM dan YRE. (*/001)

Tag: