SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Timur melakukan evaluasi pelaksanaan pemilihan gubernur Kaltim bulan Juni lalu dalam Forum Grup Diskusi untuk dijadikan bahan menyiapkan pelaksanaan Pemilu 2019 bisa lebih baik.
Dalam kegiatan evaluasi yang dilaksanakan di Samarinda, Rabu (10/10) itu semua aspek dievaluasi, termasuk pengiriman logistik dan alat peraga kampanye (APK). Dalam kegiatan evaluasi itu KPU Kaltim mengundang beberapa organisasi kemahasiswaan seperti Permahi Cabang Samarinda, Jamper, HMI Cabang Samarinda, PMII Cabang Samarinda, IAIN, Perhimpunan Mahasiswa dan Pemuda Tabang, dan Prima DMI Kaltim.
Menurut Erlyando Saputra dari HMI Kaltim, bercermin pada pilgub lalu, dimana masih cukup banyak pemilih yang tak menggunakan hak pilih, maka untuk Pemilu dan Pilpres 2019 perlu kerja lebih keras lagi meyakinkan pemilih agar menggunakan hak pilihnyasebagai bentuk perwujudan tanggung jawab politiknya.
“Pemilu momen melakukan perubahan untuk kemajuan, akan tetapi masih ada pemilih tidak menggunakan hak politiknya Itu artinya pemilih belum bisa memanfaatkan momen yang sangat penting untuk memilih pemimpin,” ucapnya
Tentang alat peraga, Supardi Baatz dari Perhimpunan Mahasiswa Tabang Kabupaten Kukar di Samarinda mengungkapkan, di Pilgub Kaltim 2018 banyak alat peraga kampanye tidak dipasang di pedalamanan Kukar. “Minimnya alat peraga pegara di pedalaman membuat warga ada yang tidak tahu calon gubernurnya. Kejadian tersebut jangan sampai terulang kembali pada Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2018,” katanya
Sementara itu Perwakilan dari HMI Komisiriat Unmul Samarinda, Gusti mengatakan, untuk mengurangi Golput harus dilakukan evaluasi mendalam agar bisa dikurangi jumlahnya di Pemilu dan Pilpres. “Perlu ditelusuri akar masalah untuk menemukan cara mengatasinya, “ kata Gusti.
Perwakilan PMII Samarinda, Jusman juga mengatakan bahwa sebaran alat peraga kampanye cagub dan cawagub Kaltim di Pilgub lalu memang terlihat kurang di pedalaman kabupaten-kabupaten. “Di pedalaman Berau juga banyak warga tidak tahu cagub dan cawagub di Pilgub kemarin,” kata Jusman.
Menanggapi masukan dari peserta FGD, Komisioner KPU Kaltim Divisi Logistik dan Keuangan, Hj Ida Farida Ernanda menerangkan, alat peraga sudah dicetak dan dibuat dalam jumlah memadai, sedangkan pemasangan hingga ke kecamatan-kecamatan di pedalaman tanggung jawab KPU Kabupaten/Kota. “Penyebab partisipasi masyarakat rendah atau tingkat Golput tinggi ini tidak bisa disamaratakan penyebabnya karena alat peraga kurang,” ujarnya.
Menurutnya, di Pilgub Kaltim lalu, angka partisipasi pemilih yang rendah hanya di Samarinda dan Kukar, tapi di 8 kabupaten/kota lainnya lumayan bagus. “Mungkin kita buat riset sehingga tahu apa faktor penyebabnya,” katanya. “Atau bisa juga diperlukan sanksi sosial bagi pemilih yang tak menggunakan hak pilihnya,” lanjut Ida. (001)