Faridil Murad Ingatkan ASN Nunukan Jangan Sombong dan Angkuh

Mantan Wakil Bupati Nunukan H Faridil Murad dan istri Anna Megariana (foto : Budi Anshori/Niaga Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Ada awal dan ada akhir. Begitu juga dengan jabatan, pada waktunya akan berakhir.

Demikian disampaikan Wakil Bupati Nunukan, Faridil Murad periode 2016-2021 yang mengakhiri masa jabatannya bersama Bupati Nunukan Hj Asmin Laura terhitung hari ini, Senin (31/05/2021)

Menurut Faridil, sebagai manusia biasa, ia menyadari jabatan hanyalah titipan.

“Jabatan itu hanyalah titipan. Untuk itu, saya ingatkan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak sombong atau angkuh dengan jabatan,” ucapnya.

Dikatakan Faridil, jabatan bukanlah segala-galanya, maka dari itu tidak perlu menyanjung jabatan.

“Setinggi apapun pangkat di bahu dan sebanyak apapun gelar serta penghargaan akan habis disaat pensiun,” kata Faridil, yang juga mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Nunukan.

Menurutnya, pegawai pemerintahan hendaknya berbuat baik kepada semua umat. Selama menjalankan tugas apabila tidak ada keangkuhan dan kesombongan, maka disaat pensiunan akan mendapatkan kenangan.

Kalau sudah pensiun tidak ada lagi anak buah yang menjawab siap ketika diminta melakukan sesuatu, semuanya hilang.

“Ketika sudah pensiun tinggal bagaimana kepribadian kita kembali kepada masyarakat,” terangnya.

Sebagai mantan ASN, Faridil mengetahui persis tugas-tugas di pemerintahan. Tugas pelayanan masyarakat adalah amanah negara, layanilah semua lapisan masyarakat baik berpangkat ataupun biasa.

Dia menambahkan, segala kebaikan yang dilakukan selama bertugas akan mendapatkan kebaikan di akhirnya nanti.

“Jiwailah tugas sebagai pemimpin dengan memahami sifat-sifat orang lain, dan ikhlas melaksanakan segala diharuskan,” ungkap Faridil.

“Pesan saya kepada ASN dan pejabat, jangan lupa libatkanlah tuhan di mana kita bertugas,” sambungnya.

Faridil juga mengingatkan, keberhasilan seorang pimpinan tergantung dari kesuksesan bawahnya yang mau melaksanakan perintah. Buatlah bawahan dalam keadaan senang saat melaksanakan perintah dan tugasnya.

Seorang pemimpin instansi pemerintah, lanjut Faridil, jangan mudah meremehkan bawahan, jangan pula mudah percaya laporan sepihak, karena semua bawahan atau pelayanan adalah orang penting dalam tugasnya.

“Jangan mudah mencela bawahan di muka umum, karena sikap kepemimpinan begitu akan mengumpulkan orang-orang penjilat,” pungkasnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: