Februari 2020, Inflasi Kaltara di Bawah Kisaran Sasaran

aa
Ilustrasi Bank Indonesia (foto : stimewa)

TARAKAN.NIAGA.ASIA – Selama Februari 2020, Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Utara mencatat Kota Tarakan mengalami deflasi sebesar -0,25 persen. Sedangkan Tanjung Selor sebagai ibu kota Kabupaten Bulungan, mengalami inflasi sebesar 1,04 persen.

Dengan kondisi tersebut, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Kaltara, Yufrizal mengungkapkan, Kaltara pada Februari 2020 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,003 persen.

Hal ini sejalan dengan pola historis di awal tahun, yang relatif stabil dengan tendensi mengalami deflasi. Inflasi yang didorong oleh adanya penurunan komoditas angkutan udara, di tengah adanya tekanan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

“Berdasarkan perkembangan tersebut, inflasi tahunan Provinsi Kaltara pada periode Februari 2020 sebesar 0,01 persen atau berada di bawah kisaran sasaran inflasi 3,0 persen,” kata Yufrizal dalam keterangan tertulis diterima Niaga Asia, Rabu (4/3).

Dia menjelaskan, rendahnya inflasi Kaltara pada Februari 2020 bersumber dari terkendalinya kelompok transportasi, di tengah adanya tekanan kelompok lain. Kelompok transportasi tercatat deflasi sebesar -3,77 persen.

Sementara itu, kelompok lainnya yaitu makanan, minuman, dan tembakau serta perumahan, listrik, air dan bahan bakar mengalami inflasi masing-masing sebesar 1,14 persen dan 0,29 persen.

Kelompok makanan, minuman dan tembakau pada Februari 2020 mengalami inflasi sebesar 1,14 persen. Lima komoditas yang memberikan andil inflasi bulanan (mtm) antara lain cabai rawit (0,21%), bawang merah (0,06%), air kemasan (0,06%), bawang putih (0,06%) dan ikan layang (0,05%).

Sementara itu, komoditas yang memberikan andil deflasi bulanan (mtm) terbesar yaitu bayam (-0,15%), kangkung (-0,10%), jagung manis (-0,02%), sawi hijau (-0,02%), dan kacang panjang (-0,01%).

Di sisi lain, komoditas ikan segar khususnya ikan layang mengalami kenaikan, dipengaruhi rendahnya pasokan di tengah permintaan masyarakat yang relatif meningkat seiring dampak cuaca yang relatif ekstrem di wilayah pemasok ikan layang di Kaltara, yaitu wilayah Kalimantan Timur. Secara tahunan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat deflasi sebesar -1,00 persen.

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau khususnya cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih mengalami kenaikan dipengaruhi oleh adanya gangguan pasokan di sentra produksi, ditambah dengan adanya gangguan cuaca di wilayah Kaltara. “Adapun secara tahunan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat inflasi sebesar 2,27 persen,” sebut Yufrizal.

Sementara itu, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya pada Februari 2020 tercatat sedikit mengalami peningkatan. Secara tahunan, kelompok tersebut mencatat inflasi sebesar 0,73 persen.

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, Dan Bahan Bakar Lainnya pada Februari 2020 mengalami inflasi sebesar 0,29 persen. Komoditas utama penyumbang inflasi adalah kayu balokan. Komoditas kayu balokan memberikan andil inflasi 0,03 persen.

Sehubungan dengan meningkatnya penggunaan kayu untuk membuat bangunan dan renovasi rumah di wilayah Kaltara. “Meskipun demikian, terdapat komoditas yang menjadi andil penahan inflasi tersebut, yaitu penurunan tarif bensin dengan andil deflasi sebesar -0,02 persen. Secara tahunan, kelompok tersebut mengalami inflasi sebesar 0,29 persen,” terangnya.

Terjaganya harga pada Februari 2020 utamanya didorong terkendalinya kelompok transportasi khususnya tarif angkutan udara. Penurunan tarif terjadi pada Februari paska tingginya tarif tersebut pada momen Natal dan Tahun Baru ditambah adanya penurunan demand di masyarakat akibat Covid-19.

“Ke depan, inflasi akan tetap dijaga sehingga berada pada sasaran inflasi 2020, yaitu 3,0±1 persen. Untuk itu, koordinasi antara pemerintah, Bank Indonesia dan lembaga terkait yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus diperkuat dalam menghadapi sejumlah risiko yang dapat mendorong kenaikan harga,” demikian Yufrizal. (003)