Fenomena Foto Box di Balikpapan: Antara Gaya Hidup Visual dan Peluang Industri Kreatif

Booth foto bertema kamar hotel vintage milik Urarchive Photobox di Pentacity Mall, Balikpapan. Desainnya menyerupai pintu kamar hotel bernomor 208 dengan ornamen retro, menjadi daya tarik utama bagi pengunjung muda yang ingin berfoto estetik dan unik. (Foto Niaga.Asia/Putri)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Di tengah derasnya arus konten visual di media sosial, tren foto box kembali mencuat sebagai medium ekspresi yang digemari generasi muda.

Balikpapan, seperti kota-kota besar lainnya, turut merasakan geliat ini, dimana booth-booth bertema unik mulai bermunculan di pusat perbelanjaan, salah satunya di Pentacity Mall.

Booth Urarchive Photobox, yang mengusung tema hotel dan elevator vintage, menjadi salah satu contoh bagaimana tren ini diterjemahkan secara kreatif.

Dengan desain menyerupai pintu kamar hotel lengkap dengan nomor 208, gantungan kunci, dan sudut retro lainnya, booth ini bukan hanya tempat berfoto namun juga menjadi instalasi visual yang mengundang interaksi.

“Remaja sekarang cari tempat yang estetik dan punya vibe nostalgia. Mereka nggak cuma mau foto, tapi juga suasana yang mendukung buat konten,” kata Cinta, salah satu pengunjung remaja, pada Senin (28/7/2025).

Tren ini tak muncul tiba-tiba. Kebutuhan Gen Z akan identitas visual, estetika, dan eksistensi di media sosial jadi faktor utama.

Foto box menghadirkan ruang yang aman, privat, dan bebas tekanan untuk berpose, berekspresi, bahkan bergaya berlebihan tanpa rasa malu. Sehingga berbeda dengan sesi foto formal atau di ruang publik.

Fasilitas yang ditawarkan pun dirancang mengikuti selera generasi ini yaitu kostum tematik, properti lucu, pencahayaan kekinian, filter digital, serta hasil instan dalam bentuk cetak dan file digital.

Booth foto bertema elevator milik Urarchive Photobox di Pentacity Mall, Balikpapan. (Foto Niaga.Asia/Putri)

Dengan harga relatif terjangkau, mulai dari Rp60 ribu per sesi, layanan ini jadi hiburan yang sekaligus bisa “dipamerkan” di Instagram dan TikTok.

Di balik tren ini, ada geliat industri kreatif lokal yang ikut tumbuh. Para pelaku UMKM mulai menawarkan layanan booth sewa, desain interior tematik, hingga properti handmade.

Beberapa bahkan mengembangkan fitur digital tambahan seperti QR sharing, frame desain kustom, hingga kolaborasi dengan brand lokal.

“Booth seperti ini bisa jadi peluang bisnis besar kalau dikembangkan dengan branding dan experience yang kuat,” ujar Santi, seorang kasir booth itu.

Beberapa pusat perbelanjaan di Balikpapan pun kini menjadikan foto box sebagai bagian dari strategi menarik pengunjung muda.

Melalui nilai tambah estetik dan potensi viral, keberadaan booth foto bukan lagi sekadar hiburan, tapi juga alat promosi visual untuk mal atau tenant lain.

Fenomena itu juga menegaskan bahwa generasi muda kini tak hanya ingin mendokumentasikan momen, tetapi juga mengurasi citra diri mereka. Foto box menjadi ruang kecil yang memenuhi tiga hal sekaligus di antaranya ekspresi, koneksi sosial, dan produksi konten digital.

Ke depan, tren seperti ini diperkirakan akan terus berkembang, dengan sentuhan teknologi dan kolaborasi yang lebih luas. Foto box bukan lagi nostalgia kamera jadul, tapi representasi baru dari gaya hidup visual masa kini.

Penulis: Putri | Editor: Intoniswan

Tag: