Festival Literasi Partai Gelora Bangun Manusia Indonesia Keluar dari Krisis

Konferensi pers Festival Literasi Partai Gelora Indonesia di Hotel Harris Jalan Pangeran Untung Surapati, Samarinda, Minggu (5/12) (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Partai Gelora Indonesia terus eksis membangun kualitas manusia Indonesia untuk optimistis keluar dari krisis pandemi saat ini. Di antaranya melalui Festival Literasi, yang digelar DPW Partai Gelora Indonesia Kalimantan Timur, di Ballroom Hotel Harris Samarinda hari ini.

Partai yang didirikan 28 Oktober 2019 lalu itu, sampai saat ini memiliki DPD dan 103 DPC di seluruh Indonesia, dengan 500 ribu anggota berdasarkan Kartu Tanda Anggota (KTA).

Pandemi bukan penghalang bagi Partai Gelora untuk memenuhi melengkapi struktur partai. Tidak terkecuali DPW Partai Gelora Indonesia Kalimantan Timur. Mereka kian mantap menatap Pemilu 2024 mendatang.

“Festival Literasi hari ini mengingatkan kita semua, sebagai bangsa yang ingin maju untuk selalu aktif dalam agenda literasi,” kata Ketua DPW Partai Gelora Indonesia Kalimantan Timur Hadi Mulyadi, saat konferensi pers Festival Literasi, Minggu (5/12).

Festival Literasi garapan Akademi Manusia Indonesia bertujuan membangun optimisme personal agar bangkit dan keluar dari krisis pandemi saat ini (Foto : Niaga Asia)

Hadi menerangkan, membaca dan menulis, menjadi hal penting menjalani kehidupan dan peradaban manusia.

“Apabila ingin maju, harus memiliki narasi yang baik untuk membangun bangsa,” ujar Hadi.

Dalam arahannya, Hadi menambahkan, Festival Literasi diselenggarakan karena ada persoalan besar yang seharusnya bisa jadi momentum bagi Indonesia khususnya Kalimantan Timur, agar Indonesia bisa keluar dari krisis berkepanjangan.

“Salah satu jalan keluar adalah memiliki cita-cita narasi yang kuat, untuk memastikan negara yang besar ini, menjadi satu dari 5 kekuatan besar di dunia,” sebut Hadi.

“Dengan cita-cita dan narasi itulah, maka harapan kita, generasi muda memiliki kesadaran yang penuh untuk terus belajar, untuk membaca, dan untuk terus bangkit sebagaimana bangkitnya Budi Oetomo, sebagaimana bangkitnya Sumpah Pemuda, yang membuat negara kita merdeka,” ungkap Hadi.

Dijelaskan Hadi, semangat kebangkitan itu yang ingin dibangkitkan kembali melalui Festival Literasi, setelah menurun usai kemerdekaan Indonesia kini berusia 76 tahun.

“Kaca mata kami, menurut pengamatan kami, telah meredup. Itu membuat kita hidup dalam keadaan yang paradoks. Negara kita kaya tapi kita miskin. Kebangkitan ini itulah harapan kita,” ungkap Hadi.

“Kita telah mencanangkan kebangkitan itu untuk memastikan Indonesia adalah satu dari 5 kekuatan besar di dunia. Ini agenda utamanya,” jelas Hadi.

Dalam kesempatan itu, Hadi juga turut didampingi pengurus DPP Partai Gelora Indonesia lainnya seperti Direktur Akademi Manusia Indonesia (AMI) Coach Gunawan, Kabid Kerjasama Lembaga Ratu Ratna Damayani, Kabid Gelora Muda Muhibullah Hudzaifah Muhibullah, serta Sekretaris Bidang Politik Hissan Matta

“Ini bagian dari Partai Gelora untuk membangun Indonesia. Kami optimistis dan yakin, dengan kerja keras tentunya, optimisme, dengan kebangkitan pemikiran ini kita bisa bangun kembali Indonesia sebagaimana nenek moyang kita dahulu membangun Indonesia. Itu yang paling penting,” tegas Hadi.

Akademi Manusia Indonesia adalah salah satu sistem pengkaderan selain Akademi Pemimpin Indonesia (Foto : Niaga Asia)

Tentang Akademi Manusia Indonesia

Akademi Manusia Indonesia jadi pembekalan setiap kader Partai Gelora, selain Akademi Pemimpin Indonesia. Di Kaltim sendiri, terdapat 35 ribu kader partai berdasarkan KTA yang dikeluarkan.

“Jadi kader yang dikumpulkan di Partai Gelora, akan menerima sistem pengkaderan itu. Ini bersifat terbuka, inovatif dan kreatif. Melalui Festival Literasi ini, kita memberdayakan 35 ribu orang yang masuk ke Gelora, membuka wawasan agar tetap eksis saat krisis. Bahkan bisa memberdayakan orang di sekitarnya,” terang Coach Gunawan.

“Kita ingin merubah pola pandang hubungan partai politik dan kader sebagai subjek. PR (Pekerjaan Rumah) kita adalah 35 ribu orang ini mau dikemanakan? Ada data menarik bahwa 60 persen orang masuk Partai Gelora ternyata berpendidikan SMA ke bawah,” ungkap Gunawan.

“Berarti trigger untuk merubah diri sangat besar. Sah sudah partai ini menjadi partai rakyat. Dengan begitu, kami mendesak dan mendukung pemerintah melakukan wajib belajar sampai perguruan tinggi. Warga negara berhak mendapatkan pendidikan sarjana gratis dan itu kita bisa. Terlebih lagi nanti 1,5 juta orang di Kaltim akan terserap jadi tenaga kerja setelah jadi IKN (Ibu Kota Negara),” demikian Gunawan. (adv)

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: