Fitch dan Moody’s: Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Gejolak Kondisi Global

Menteri Keuanyan Sri Mulyani bertemu Fitch dan Moody’s di Washington DC (handout/Kementerian Keuangan)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bertemu dengan dua lembaga rating terkemuka secara terpisah, Fitch dan Moody’s di Washington DC, Amerika Serikat pada hari Kamis dan Jumat.

Fitch menyampaikan penilaian ekonomi Indonesia cukup mengesankan di tengah kondisi perekonomian global yang sedang mengalami tantangan cukup serius.

Menurut Fitch, ekonomi Indonesia cukup terjaga, baik dari sisi kinerja maupun sisi perumusan kebijakan menghadapi kondisi sulit. Namun demikian, Fitch juga mengingatkan Indonesia agar tetap berhati-hati dalam merumuskan dan menerapkan setiap kebijakan yang memengaruhi kinerja perekonomian agar hasilnya tepat sasaran.

Dalam pertemuan dengan Fitch, Sri Mulyani menyampaikan perkembangan ekonomi Indonesia, terutama selama penanganan pandemi Covid-19. Salah satu kebijakan yang diambil pemerintah adalah memperlebar defisit APBN di atas 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Namun pada tahun 2023 mendatang, Sri Mulyani menegaskan kondisi defisit fiskal akan kembali ke angka normal, yakni berada di bawah 3 persen dari PDB.

Selain itu, Sri Mulyani juga menjelaskan kondisi fiskal tahun 2022 yang cukup baik, namun tetap dengan kewaspadaan tinggi seiring dengan perkembangan ekonomi global yang bergejolak. Risiko global, kenaikan inflasi, suku bunga, yang berdampak pada cost of fund meningkat, dolar semakin kuat.

Bagi negara berkembang, Sri Mulyani mengatakan situasi ini membutuhkan pendanaan sehingga isu restrukturisasi utang pun menjadi penting.

Lebih lanjut, Sri Mulyani juga melakukan pertemuan dengan perwakilan dari Moody’s. Dari penilaian terakhir 10 Februari 2022 lalu, Moody’s memberikan Indonesia predikat sebagai negara dengan perekonomian yang cukup stabil di tengah situasi global yang bergejolak.

Lada kesempatan tersebut, Sri Mulyani dan perwakilan Moody’s berdiskusi mengenai prospek perekonomian Indonesia ke depan dengan adanya kondisi peningkatan risiko global.

Sumber : Humas Kementerian Keuangan | Editor : Saud Rosadi

Tag: