Gempa Bumi Kalapanunggal, Sukabumi: Satu Bukti Aktivitas Sesar Citarik

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Gempa bumi dengan kekuatan M 5,0 terjadi pada hari Selasa, 10 Maret 2020 petang sekitar pukul 17:18 WIB dengan pusat gempa bumi berlokasi di wilayah barat Kabupaten Sukabumi, tepatnya di sekitar Kecamatan Kalapanunggal. Lokasi pusat Gempa Bumi (yang berikutnya disebut sebagai Gempa Bumi Kalapanunggal) ini tepat berada pada Zona Sesar Citarik.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan, Sesar Citarik ini mempunyai orientasi utara timur laut-selatan barat daya, memanjang namun tersegmentasi melalui Pelabuhan ratu, Bogor, hingga Bekasi. Sesar ini diperkirakan telah aktif sejak belasan juta tahun lalu dan masih aktif hingga saat ini dengan mekanisme sesar geser/mendatar mengiri (sinistral strike slip).

“Gempa bumi ini diberitakan telah menyebabkan kerusakan pada ratusan rumah di beberapa lokasi di wilayah Kecamatan Kalapanunggal (Kab. Sukabumi) dan Kecamatan Pamijahan (Kab. Bogor). Secara Litologi wilayah yang terdampak berdiri di atas batuan vulkanik (gunungapi) berumur Pleistosen (terbentuk sekitar 12 ribu hingga 2,5 juta tahun yang lalu),” kata PVMBG dalam rilisnya hari ini, Rabu (11/3/) disitus esdm.go.id.

Diterangkan, jenis batuan tersebut pada umumnya belum terkonsolidasi sehingga masih bersifat lepas, urai dan berpotensi mengamplifikasi guncangan gempa bumi. Jadi selain karena faktor lokasi yang berdekatan dengan sumber gempa bumi, faktor geologi lokal kemungkinan juga berperan sebagai penyebab kerusakan.

Berdasarkan katalog gempa bumi merusak Badan Geologi, terdapat beberapa kejadian gempa bumi merusak yang pusatnya berada di sekitar sesar Citarik atau wilayah terdampak saat ini, diantaranya terjadi pada 23 Juli 1962 (M5,0); 26 November 1973 (M 4,9) dan 4 Juni 2012 (M6,1). Pada bulan Agustus 2019, terjadi pula rangkaian gempa bumi dengan kekuatan bervariasi antara M2,0 – M4,2 (katalog gempa bumi BMKG).

“Lokasi klaster pusat gempa bumi tersebut berada di sebelah barat Sesar Citarik dengan jarak sekitar 10-20 km. Masih diperlukan kajian lebih lanjut untuk dapat mengetahui apakah klaster gempa bumi Agustus 2019 berkaitan pula dengan Sesar Citarik,” ungkap PVMBG.

Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Badan Geologi KESDM, siap mengirimkan Tim Tanggap Darurat Gempa Bumi Kalapanunggal dengan pelaksana dari PVMBG. Misi dari pengiriman tim ini adalah melakukan survei dampak gempa bumi dan kajian cepat untuk menganalisis gempa bumi yang terjadi sehingga dapat memberikan rekomendasi geologi yang cepat dan tepat bagi para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana gempa bumi.

Selain itu tim di lapangan dapat memberikan sosialisasi langsung sebagai upaya menenangkan masyarakat serta menepis isu-isu meresahkan yang tidak bertanggungjawab mengenai kejadian gempa bumi yang biasa muncul pasca kejadian bencana gempa bumi. (*/001)

Tag: