Golkar Ungkap Tren Menurunnya Prestasi Atlet Kaltim di PON

Seleksi atlet pickleball Kaltim menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 lalu di Aceh-Sumut. (Niaga.Asia/Heri)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Fraksi Golongan Karya (Golkar) DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menyoroti tren penurunan prestasi olahraga Kaltim di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON).

Penilaian ini disampaikan Juru Bicara Fraksi (Jubir) Golkar Syarifatul Sya’diah dalam Rapat Paripurna ke-16 dengan agenda penyampaian pandangan umum fraksi-fraksi terhadap nota penjelasan Ranperda RPJMD 2025–2029, Senin (2/6/2025)

Paripurna ini dihadiri 40 orang anggota dewan dan dipimpin Ekti Imanuel. Dihadiri juga Wakil Ketua DPRD Kaltim Ananda Emira Moeis dan Yenni Eviliana, serta Staf Ahli Bidang III Arief Murdiyanto dari Pemerintah Provinsi Kaltim.

Fraksi Golkar memaparkan bahwa meskipun jumlah medali emas Kaltim pada PON 2024 di Aceh-Sumut meningkat menjadi 29 keping, secara peringkat justru terjadi penurunan signifikan dalam satu dekade terakhir.

“Sejak PON ke-17 tahun 2008 saat Kaltim menjadi tuan rumah dan meraih peringkat ketiga nasional dengan 114 emas, peringkat kita terus turun. Tahun 2012 dan 2016 masih di posisi kelima, lalu tahun 2021 turun ke posisi tujuh, dan terakhir di PON 2024 kita berada di peringkat delapan,” jelasnya.

Fraksi Golkar menilai kondisi ini sebagai sinyal perlunya evaluasi menyeluruh terhadap sistem pembinaan olahraga di Kaltim. Mereka menekankan bahwa peningkatan prestasi tidak bisa hanya bergantung pada semangat jelang PON, tetapi harus dibangun dari hulu ke hilir secara sistematis.

“Harus ada penguatan pembinaan atlet sejak usia dini, peningkatan frekuensi pertandingan di level kabupaten/kota dan provinsi, serta pemusatan latihan baik secara sentralisasi maupun desentralisasi mandiri,” katanya.

Selain itu, fraksi ini juga menggarisbawahi pentingnya melakukan uji tanding antardaerah dan bahkan antarnegara, terutama bagi cabang olahraga unggulan Kaltim. Mereka juga menekankan perlunya peningkatan kapasitas pelatih olahraga secara profesional, serta penataan kelembagaan organisasi olahraga.

“SKOI (Sekolah Khusus Olahraga Indonesia) juga perlu diperkuat sebagai pencetak atlet Kaltim. Begitu pula infrastruktur dan sarana olahraga yang sudah ada harus dioptimalkan,” ujarnya.

Dalam konteks persiapan jangka pendek, Golkar menyoroti agenda besar olahraga Kaltim pada 2026, yakni penyelenggaraan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke-8 di Kabupaten Paser. Menurut mereka, Porprov harus disiapkan dengan matang sebagai ajang seleksi dan pembinaan awal menuju PON ke-22 di NTT-NTB tahun 2028.

“Kami minta agar perhelatan Porprov ini bisa menjadi momentum kebangkitan olahraga Kaltim. Maka, harus ada dukungan anggaran memadai dan pelibatan semua pemangku kepentingan. Kami juga meminta penjelasan dari Pemerintah Provinsi mengenai kesiapan ini,” tambahnya.

Fraksi Golkar juga mendorong adanya kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, pelaku olahraga, dan masyarakat untuk memperkuat ekosistem olahraga yang berdaya saing tinggi.

“Prestasi tidak bisa dibangun secara instan. Tapi dengan pembinaan serius, kolaboratif, dan konsisten, kami yakin kekuatan Kaltim bisa kembali dan meraih prestasi gemilang di tingkat nasional maupun internasional,” pungkasnya.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | ADV DPRD Kaltim

Tag: