Gotong Royong Paguyuban, Cara SDN 001 di Bontang Gelar Ujian Daring

Ujian daring murid SDN 001 Bontang Utara yang dilakukan di rumah. (foto : istimewa)

BONTANG.NIAGA.ASIA – Pandemi Covid-19 masih berlangsung sampai hari ini. Semua yang terkait di dunia pendidikan, di tingkat SD misalnya, mesti saling dukung agar peserta didik, bisa terus berprestasi.

“Masa pandemi ini sangat unik, kami belajar untuk saling dukung, bekerja sama, berkreasi, dan menjadi yang terbaik untuk terus berprestasi untuk masa depan,” kata Kepala SDN 001 Bontang Utara Yani Astutik, sekaligus Fasilitator Daerah Tanoto Foundation Kalimantan Timur, melalui keterangan tertulis diterima Niaga Asia, Selasa (21/7).

Diterangkan Yani, usai pembelajaran, SDN 001 Bontang Utara masih menanggung ujian akhir sekolah bagi kelas VI dan ujian akhir semester bagi siswa murid, 1-5 pada April 2020.

Semua ujian untuk 8 mata pelajaran dilakukan daring kecuali untuk kelas awal kelas I hingga kelas III. SDN 001 Bontang Utara dinobatkan oleh Dinas Pendidikan Kota Bontang menjadi SD Negeri pertama di Kota Bontang yang melaksanakan ujian daring (dalam jaringan) atau online. Kuncinya adalah tim guru yang kompak, gotong royong paguyuban, dan kesiapan siswa.

“Tim guru SDN 001 Bontang Utara membimbing siswa untuk terbiasa dengan alat-alat ujian seperti Google Form, Google Classroom, dan Ujianku. Simulasi dengan siswa dilakukan sebanyak tiga kali. Orang tua siswa kelas 4,5, dan 6 menyambut positif untuk menyelenggarakan ujian daring,” ujar Yani.

Hanya saja, lanjut Yani, ada sebagian siswa yang tidak mempunyai teknologi tersebut. Solusinya yaitu dengan gotong royong paguyuban, yaitu siswa yang tinggal berdekatan secara sukarela berbagi telepon genggam pintar, serta paket data internet yang mereka miliki.

“Tanpa perhitungan ekonomis, siswa dan ortua berbagi dengan sesama teman,” sebut Yani.

Selain ujian daring, para siswa mendapat penugasan berbasis proyek yaitu proyek seni budaya dan prakarya. Untuk kelas 6, adalah membuat senjata khas Kalimantan Timur, yang dilukis dengan lukisan khas Bontang. Sedangkan untuk kelas 1-5, para siswa harus membuat poster pencegahan covid-19. Para siswa dibantu oleh orangtua dalam menyelesaikan proyek seni budaya.

“Melihat kematangan psikologis dan usia siswa, diputuskan ujian untuk siswa kelas 1 sampai kelas 3 adalah luring. Penyelenggaraan pun mengikuti protokol kesehatan. Pertama, orang tua mengambil kertas soal ujian sesuai jadwal. Kemudian, siswa mengerjakan soal ujian tersebut sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan,” terang Yani.

Untuk menghindari penyebaran virus, kertas soal ujian yang sudah terjawab tidak dikembalikan ke sekolah melainkan, difoto. Selain itu, orang tua tidak boleh membawa putra putrinya saat mengambil soal ujian, harus memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan sebelum dan sesudah mengambil soal. Serta, tidak diperkenankan bergerombol atau berkumpul di lingkungan sekolah.

“Terkesan lama, tidak praktis, dan merepotkan memang. Namun semua hal ini kami lakukan demi pencegahan Covid-19 yang jumlah pasien positifnya semakin bertambah di kota kami. Keteladanan dari kami semua, seluruh guru dan tenaga kependidikan terhadap orangtua untuk mematuhi protokoler kesehatan, menjadi salah satu kunci suksesnya pelaksanaan pencegahan Covid-19 di sekolah kami,” tutup Yani. (006)

Tag: