Gubernur Kaltara: Jangan Berhenti Belajar

irianto-pelatihan tanaman
Gubernur Kaltara, DR H Irianto Lambrie menyerahkan bibit merica ke peserta pelatihan budidaya merica.

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Kemajuan bisa dicapai melalui proses belajar dan kemaun yang kuat mengubah mindset atau pola pikir, membuang sikap malas, jorok, tidak disiplin, kemudian mengubahnya dengan sikap  rajin, pekerja keras dan disiplin.

Hal itu dikatakan Gubernur Kalimantan Utara, DR. H Irianto Lambrie saat membuka dan sekaligus bertukar pengalaman dengan peserta  Workshop UMKM dan Pelatihan Budidaya Merica Perdu Hibrida bagi Pondok Pesantren dan Lembaga Keagamaan Islam se-Kaltara di Ruang Serba Guna Kantor Bupati Bulungan, Minggu malam (4/02).

Menurut gubernur yang mantan Ketua KNPI Kaltim 1992-1994 ini, belajar dari masa lalu. Belajar dengan sejarah negara-negara lain yang sekarang maju. Belajar dengan China. Dulu China adalah negara miskin. Tapi sekarang maju pesat.  “Ini yang perlu kita belajar, kenapa bisa demikian,” ucapnya.

Setelah dia pelajari, kata Irianto,  ternyata kuncinya ada pada mindset atau pola pikirnya masyarakatnya. Sikap malas, jorok, tidak disiplin berhasil diubah menjadi rajin, pekerja keras dan disiplin. Mereka kemudian berhasil menjadi wira usaha yang tangguh, sehingga membuat ekonomi kerakyatan yang kuat. “Bahkan sekarang China menjadi negara terkuat di dunia dari sisi ekonomi,” terangnya.

Kedua Jepang. Ratusan tahun lalu, Jepang juga masih susah. Tapi sekarang sangat maju.
Ini dimulai dari masa kepemimpinan Kaisar Meiji atau yang kerap disebut, Meiki Restorasi.

Sama dengan di China, untuk memajukan Jepang juga dimulai dengan perubahan mindset masyarakatnya.  Di Jepang, sangat menghargai waktu. Untuk itulah sekarang Jepang menjadi negara yang maju dan modern. “Belajar dari negara lain, sangat penting,” imbau gubernur.

Kemudian  Korea Selatan. Bahkan di negara terdekat, seperti Malaysia, Singapura, Thailand. Semua maju, karena warganya disiplin,  dimulai dengan mindset pola pikir yang maju.

Dari contoh-contoh itu, bisa kita kaitkan dengan wira usaha.

Irianto menyebut, di Indonesia, 90 persen perekonomian dikuasai UMKM. Tapi aset yang dikuasai hanya 10-an persen. Ini menjadi tantangan.  “Kenapa wirausaha di Indonesia tidak maju. Itu tadi, pola pikirnya yang perlu diubah. Wira usaha, modal utama pembangunan bangsa.Kalau wira usaha kuat, ekononi negara itu akan maju. Kuncinya adalah inovasi, kreatifitas, ketekunan, keuletan, serta kerja keras. Dan juga berdoa.,” paparnya. Di samping itu, yang lebih penting lagi adalah pola pikir (mindset), komunikasi yang baik dan konektifitas yang harus  dibangun. Ini bertujuan untuk pemasaran.

Gubernur  juga menyampaikan kepada para peserta yang kebanyakan pengurus pondok pesantren, bahwa bangsa  Indonesia  unik, ada 700 lebih etnis, ada lebih dari 300 bahasa. Warga negara patut  mensyukuri, masih bisa mengelola kerukunan dan persatuan. Indonesia berbeda dengan Afganistan, Irak, Syiriah yang hanya memiliki beberapa etnis. Tapi mereka tidak akur, berperang.

Irianto juga mengingatkan, warga  jangan coba-coba melakukan provokasi dengan menyebarkan berita bohong dan kebencian. “Memang kita tidak tahu sampai kapan negara Indonesia ini bisa bertahan. Tapi kita harus berupaya, bagaimana kita bisa bertahan, yaitu dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan,” kata gubernur.

Di Indonesia, umat muslim, yang merupakan penduduk mayoritas perlu membekali diri dengan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM). Ini penting untuk bisa berperan bagi pembangunan dan ekonomi bangsa. (001)

Tag: