
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Gubernur Rudy Mas’ud akhirnya buka suara terkait intimidasi terhadap Achmad Ridwan, founder media Selasar.co, yang dilakukan oleh seorang ketua organisasi masyarakat (ormas) pendukung fanatik dirinya saat Pilkada.
Ditemui setelah menyerahkan bonus atlet di Aula Dispora Kaltim Komplek Kadrie Oening Samarinda, Kamis (27/11/2025), Gubernur Rudy menegaskan bahwa ia tidak mengetahui isi percakapan dalam telepon tersebut, namun dirinya menolak segala bentuk kekerasan dan tekanan terhadap kerja-kerja jurnalistik.
“Ditanyakan saja kepada yang bersangkutan, saya enggak tahu apa yang sudah dibicarakan dan dikomunikasikan, saya enggak paham. Tapi yang jelas, kita sangat menentang tindakan kekerasan terhadap jurnalistik. Tetapi perlu diingat, jurnalis juga ada kode etik,” ujarnya.
Orang nomor satu di Kaltim ini menyatakan bahwa tindakan intimidasi bukan bagian dari prinsip pemerintahannya. Rudy Mas’ud siap menerima berbagai kritik selama sesuai fakta dan tidak menyerang ranah pribadi.
“Pertama, silakan kritik untuk yang sifatnya membangun, ya kan, bukan yang sifatnya adalah individu. Kalau individu, ya saya agak repot, yang penting jangan sampai nanti menjadi pencemaran nama baik,” jelasnya.
Selama ini lanjut Rudy Mas’ud, dirinya tidak memiliki masalah dengan pemberitaan kritis, selama sesuai dengan kode etik jurnalistik. Bahkan, ia tidak pernah memberikan respon negatif terhadap kritikan-kritikan kepadanya.
Justru, lanjutnya, di berharap media di Kaltim bisa terus berperan dalam menjaga situasi daerah tetap kondusif.
“Saya belum pernah berkomen sedikit pun ya tentang yang itu. Tetapi intinya teman-teman silakan memberikan masukkan. Kalau bisa adalah pemberitaan pertama yang aktual, kedua, yang menyejukkan suasana di Kaltim,” katanya.
Menutup pernyataannya, Rudy menegaskan bahwa gaya kepemimpinannya akan lebih mengutamakan kerja nyata agar program GratisPol dan JosPol benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Kita ini tidak banyak bicara, kita lebih banyak bekerja karena tugas kami adalah eksekutif, lebih banyak bekerja. Kalau mau banyak bicara, bagusnya masuk ke legislatif. Karena di legislatif memang tempatnya untuk orang berbicara,” tegasnya.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | Advertorial Diskominfo Kaltim
Tag: JurnalisKekerasan