Gugus Tugas Bicara Soal Potensi Gelombang Kedua Sebaran Covid-19 di Kaltim

aa
Kesibukan pintu masuk terminal keberangkatan di Bandara APT Pranoto Samarinda sebelum memasuki masa pandemi Covid-19 (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Beberapa hari ini, Kalimantan Timur mencatat penambahan kasus positif Covid-19 dari warga non KTP Kalimantan Timur. Terbaru, 8 dari 9 kasus positif hari ini, adalah karyawan yang akan kembali bekerja di Kalimantan Timur. Tepatnya, di Berau dan Kutai Kartanegara.

Niaga Asia mengkonfirmasi kepada Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Timur Andi M Ishak, terkait potensi gelombang kedua sebaran Covid-19. Mengingat, kasus Covid-19 belakangan sempat mereda meski tetap harus menjalankan protokol kesehatan ketat.

Apalagi, masih ada 365 kasus yang sedang menunggu hasil pemeriksaan swab di laboratorium, yang menjadi rujukan pemeriksaan swab kasus Covid-19.

“Gelombang kedua itu, akibat pelonggaran yang dilakukan, tapi kita tidak antisipatif terkait yang harus kita lakukan,” kata Andi, di sesi tanya jawab telekonferensi, Senin (8/6).

Andi menerangkan, Gugus Tugas telah berupaya memperketat masuknya warga luar, ke Kalimantan Timur. Seperti di Balikpapan yang memberlakukan syarat uji PCR. “Tidak menutup kemungkinan di Samarinda, juga akan diberlakukan seperti itu,” ujar Andi.

Niaga Asia kembali mengkonfitmasi, soal kemungkinan perilaku yang lebih memilih ke Samarinda yang hanya memberlakukan syarat hasil rapid test saat masuk Samarinda, ketimbang wajib PCR di Balikpapan.

“Ini jadi bahan evaluasi kami. Dengan bukti-bukti semakin banyaknya mereka yang masuk ke Kaltim ini mereka terindikasi positif. Bisa jadi bahan alasan bagi kami, menerapkan persyaratan yang lebih ketat, untuk bs masuk ke Kaltim,” ungkap Andi.

Lalu, bagaimana soal 365 orang yang saat ini tengah menunggu hasil swab di laboratorium? “Sebenarnya mereka relatif sudah terisolasi, dan karantina, dan mreka memang sedang nunggu hasil swab. Rata-rata isolasi mandiri. Sebenarnya untuk 365 orang ini, relatif terkendali,” terang Andi

“Yang kita jaga adalah memang soal mobilisasi orang. Terutama, yang datang dari luar. Apalagi dari daerah yang terjadi transmisi lokal yang sudah masif. Baik dr Surabaya, Jakarta, Makassar, dan Kalsel mungkin. Ini perlu antisipasi lebih baik,” tegas Andi.

“Supaya dengan begitu kita bisa menekan semaksimal mungkin, potensi yang terjadi sebagaimana yang sudah terjadi selama ini,” jelas Andi lagi.

Andi kembali menegaskan, soal 2 pintu masuk ke Kaltim melalui Balikpapan yang menerapkan wajib PCR, dan Samarinda hanya hasil rapid test, dan warga luar lebih memilih melalui Samarinda.

“Ini akan jadi evaluasi kami. Hari Rabu dan Senin nanti, kita akan paralel trus melakukan koordinasi dengan Gugus Tugas (kabupaten kota). Soal, bagaimana konsep dan cara kita lakukan tatanan kehidupan baru, dengan pentahapan relaksasi dan kebijakan-kebijakan yang bisa memastikan bahwa pelonggaran ini harus diikuti dengan kebijakan yang memastikan kita untuk bisa menekan penularan itu,” jelas Andi.

“Dengan data yang kita dapatkan, dengan indikasi yang terjadi, kita akan belakukan semua pintu masuk udara bagi warga non KTP Kaltim, kita syaratkan untuk diuji PCR. Tapi ini tergantung juga dengan kebijakan kabupaten dan kota,” demikian Andi. (006)

Tag: