Guncangan Pagi Hari Ingatkan Balikpapan pada Sejarah Panjang Gempa di Kaltim

Foto BMKG

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Gempa bumi dengan magnitudo 4,6 mengguncang wilayah Kalimantan Timur, Jumat pagi (18/7/2025), mengingatkan kembali bahwa provinsi ini tidak sepenuhnya aman dari aktivitas seismik.

Getaran tercatat terjadi pukul 07.59 Wita dan terasa di beberapa kota, termasuk Balikpapan, Batulicin, dan Kotabaru.

Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan, pusat gempa berada di laut, 107 kilometer tenggara Balikpapan, pada kedalaman 26 kilometer. Lokasi gempa terletak di koordinat 1,98 Lintang Selatan dan 117,48 Bujur Timur.

“Gempa juga dirasakan di Kalsel, khususnya Batulicin dan Kotabaru,” tulis BMKG dalam keterangan resminya.

Warga Gunung Pasir, Balikpapan, melaporkan sempat merasakan getaran ringan.

“Ada sensasi seperti melayang sesaat. Saya kira saya yang pusing, ternyata gempa,” ungkap Rasyid, warga setempat.

Meski Kalimantan selama ini dikenal sebagai wilayah dengan aktivitas seismik rendah, catatan sejarah menunjukkan bahwa kawasan ini menyimpan potensi gempa yang tidak bisa diabaikan.

Tiga jalur sesar melintasi Kalimantan Timur, yakni Sesar Maratua, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Paternoster. BMKG mengonfirmasi dua di antaranya masih aktif.

Salah satu kejadian paling merusak terjadi di Sangkulirang pada 14 Mei 1921. Gempa tersebut memicu tsunami dan menyebabkan kerusakan skala VII-VIII MMI, termasuk pada bangunan di sekitar pesisir dan muara sungai.

Berikut rangkaian kejadian gempa signifikan yang tercatat di Kalimantan Timur:

– 14 Mei 1921 — Gempa dan tsunami Sangkulirang (VII–VIII MMI)

– 16 November 1964 — Gempa Tanjung Mangkalihat (M=5,7)

– 4 Juni 1982 — Gempa Kutai Timur (M=5,1)

– 31 Juli 1983 — Gempa Muarabulan (M=5,1)

– 16 Juni 2000 — Gempa Mangkalihat (M=5,4)

– 31 Januari 2006 — Gempa Tanjungredep (M=5,4)

– 24 Februari 2007 — Gempa Muaralasan, Berau (M=5,3)

Di bagian selatan, Sesar Paternoster melintasi Kabupaten Paser dengan arah barat-timur. Meski tergolong sesar tua, hasil pemantauan menunjukkan jalur ini masih aktif.

Sejumlah kejadian gempa pernah tercatat, termasuk gempa M=6,1 pada 26 Oktober 1957 dan gempa tektonik M=4,1 di Longkali pada 19 Mei 2019.

Pantai timur Kalimantan, ternyata juga tidak sepenuhnya bebas dari ancaman tsunami.

Kejadian 1921 menjadi bukti bahwa gelombang besar pernah menerjang pesisir Sangkulirang, mengakibatkan kerusakan signifikan.

BMKG pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi gempa bumi di wilayah ini, khususnya bagi mereka yang tinggal di pesisir dan wilayah padat penduduk.

Penulis: Putri | Editor: Intoniswan

Tag: