
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Guru di kota Samarinda dibekali pengetahuan intensif mengenai pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam kegiatan workshop pendidikan yang diselenggarakan oleh Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Kegiatan itu sebagai upaya untuk meningkatkan inovasi dan kualitas proses belajar mengajar di kelas, seiring percepatan revolusi teknologi saat ini.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kaltim Armin menerangkan, tema kegiatan ini sangat relevan sesuai dengan arah transformasi pendidikan yang sedang digalakkan di Kaltim.
“Pemerintah provinsi terus mendukung inovasi dalam pembelajaran. Guru profesional yang mampu memanfaatkan AI akan bisa menciptakan proses belajar yang lebih adaptif dan menyenangkan. Namun, penggunaan AI harus tetap menjunjung tinggi kreativitas dan etika moral,” kata Armin, melalui keterangan tertulis diterima niaga.asia, Rabu 29 Oktober 2025.
Sementara, Kepala Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Kaltim Wiwik Setiawati menegaskan, para guru tidak perlu merasa khawatir terhadap kemajuan teknologi.
“AI bukan ancaman, tetapi alat bantu yang akan memudahkan pekerjaan mendidik. Profesi guru yang mulia, dan yakinlah AI tidak bisa menggantikan sentuhan manusia. Manfaatkan momentum kegiatan ini untuk belajar sebaik-baiknya,” pesannya.
Di sisi lain, Direktorat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kemendikdasmen, Thamrin Kasman menerangkan, masyarakat dan tenaga pendidik saat ini penting untuk mengetahui bagaimana AI bekerja.
Hal ini untuk menekan kejadian negatif, yang ditakutkan dapat menjadi korban karena kesulitan membedakan mana kejadian yang asli dan palsu.
Selain itu, masyarakat maupun guru juga diminta untuk bijak dalam menggunakan AI agar tidak merugikan orang lain.
“Manfaatkan AI untuk memudahkan pekerjaan dan memberi maslahat bagi banyak orang,” kata Thamrin.
Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyampaikan, Indonesia menempati posisi keempat secara global dalam mengadopsi teknologi AI. Hal itu menunjukan bahwa masyarakat di Indonesia sangat begitu antusias terhadap pemanfaatan AI.
“Sebanyak 87 persen masyarakat Indonesia sudah menggunakan AI untuk bekerja, dan 83 persen menggunakannya untuk meningkatkan produktivitas,” terang Hetifah.
Menurut Hetifah, AI akan menjadi bagian tidak terpisahkan dari sistem pendidikan, namun perannya harus tetap memperkuat guru, bukan menggantikannya.
“Manfaatkan AI untuk membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Jadikan AI sebagai asisten yang mempermudah tugas kita dengan memberikan ide-ide kreatif,” demikian Hetifah Sjaifudian.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: GuruKaltimKecerdasan BuatanPendidikan