
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Hantaman “tsunami” politik dari DPP Gerindra terhadap DPD Partai Gerindra Kaltim, belum berhenti pada penggantian Andi Harun sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Kaltim dengan G Budisatrio Djiwandono.
Gelombang kedua “tsunami” politik hari ini menjalar ke caleg Gerindra yang terpilih jadi anggota DPRD Samarinda di Pemilu 2024 dan seorang caleg DPRD Kaltim dari Dapil Samarinda, yakni Andi Muhammad Afif Rayhan Harun.
“Hari ini ada sekitar 25 saksi dari lingkaran caleg dan pengurus DPW Kota Samarinda diperiksa di DPP Partai Gerinda dimintai keterangannya terkait adanya ketidakloyalan caleg berjuang hanya untuk Gerindra di Pemilu 2024,” kata sumber Niaga.Asia di lingkaran orang dalam Budisatrio, yang namanya minta tidak ditulis, hari ini, Sabtu (20/7/2024)
Dikatakan, 25 saksi itu dimintai keterangannya untuk untuk 12 caleg DPRD Samarinda, dengan rincian 5 orang caleg terpilih, dan 8 caleg tapi tidak terpilih di Pemilu 2024 lalu, berkaitan dengan ativitas kampanye mereka, tidak hanya untuk Gerindra, tapi juga untuk caleg dari partai lain.
“Sedangkan caleg Gerindra terpilih DPRD Kota Samarinda yang dipanggil ke Jakarta untuk memberikan keterangan antara lain, MYH, M, RW, MR, dan SA,” ucap sumber tersebut.
Dikatakan, dari 25 saksi yang dipanggil, sekitar separuh sudah memberikan keterangan di DPP dan sudah beranjak pulang ke Samarinda pada sore hari ini. Sisanya masih di Jakarta menunggu giliran memberikan keterangan.
“Termasuk 8 caleg yang potensial menggantikan kelima orang caleg terpilih yang dinilai loyalitasnya tidak tegak lurus ke Gerindra,” ungkapnya.
Ketika ditanya Niaga.Asia, apakah pemanggilan kader dan caleg Gerindra tersebut akan berujung pada sanksi tidak direkomendasi DPP Gerindra untuk dilanktik jadi anggota DPRD Samarinda Periode 2024-2029, sumber tersebut mengatakan, belum mengetahui pasti.
“Keputusan DPP terhadap mereka mungkin baru baru diketahui tengah malam ini atau besok,” sambungnya.
Sementera itu Ketua DPW Partai Gerindra Kota Samarinda, Helmi Abdullah yang juga dipanggil DPP saat dihubungi Niaga.Asia melalui telepon seluluernya, untuk diminta konfirmasi dan klarifikasinya, tidak menjawab telepon, meski sudah tersambung.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: Gerindra