Hari Konservasi Alam Nasional 2018, PKT Reintroduksi 1000 Pohon Anggrek Hitam

aa
Direktur Produksi PT Pupuk Kaltim, Bagya Sugihartana dan Kepala Balai Taman Nasional Kutai, Nur Patria Kurniawan, disaksikan Wakil Bupati Kutim, Kasmidi Bulang menandatangani MoU untuk Konservasi Anggrek Hitam di wilayah TNK. (Foto Humas PKT)

BONTANG.NIAGA.ASIA- Memperingati Hari Konservasi Alam Nasional tahun 2018, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) bekerjasama dengan Balai Taman nasional Kutai (TNK)  melaksanakan kegiatan reintroduksi anggrek hitam dalam rangka konservasi keanekaragaman hayati,  hari  Sabtu  pagi (4/8/2018).

Pupuk Kaltim telah lama melakukan kegiatan konservasi berupa pengembangbiakan anggrek hitam dengan kultur jaringan. Kegiatan konservasi ini dianggap belum lengkap apabila bibit-bibit hasil pengembangbiakan ini tidak dikembalikan ke habitat alaminya.

Selain pengembangbiakan anggrek hitam, PKT  juga melakukan konservasi melalui beberapa program, yakni penurunan terumbu buatan di area Tobok Batang, dengan komitmen penurunan terumbu buatan sebanyak 500 unit per tahun, penanaman mangrove di Kedindingan dan HGB 65, Konservasi Rusa Sambar di HP 01 serta kegiatan konservasi lainnya.

“Jumlah anggrek hitam yang akan direintroduksi ke Taman Nasional Kutai berjumlah 1000 buah. Semuanya hasil perbanyakan secara kultur jaringan di laboratorium Kultur Jaringan PT. Pupuk Kaltim,” kata Direktur Produksi, Bagya Sugihartana.

Ia menjelaskan bahwa, Anggrek Hitam merupakan salah satu tumbuhan yang terancam punah yang masih banyak dicari oleh para kolektor. Secara alami, anggrek hitam tidak mudah berkembang biak, selain bertambahnya jumlah bulb tumbuhan tersebut. PKT juga  melakukan penangkaran anggrek hitam yang diperbanyak dengan metode kultur jaringan.

“Diharapkan melalui agenda ini masyarakat dapat menyadari pentingnya menjaga keberadaan Anggrek Hitam, lebih mengenal Anggrek Hitam, serta mengetahui bahwa Anggrek Hitam yang legal untuk diperjualbelikan adalah yang merupakan hasil penangkaran seperti Anggrek Hitam milik PT. Pupuk Kalimantan Timur,” terang Bagya.

Dijelaskan pula, selain kegiatan konservasi, Pupuk Kaltim juga telah menjadi Mitra Taman Nasional Kutai selama 23 tahun, atau  sejak 1994. Berbagai komitmen telah direalisasikan, baik kegiatan konservasi maupun in kind. Pupuk Kaltim sebagai Mitra Taman Nasional Kutai akan terus mendukung kegiatan konservasi keanekaragaman hayati, baik di kawasan Taman Nasinal Kutai maupun di kawasan konservasi Pupuk Kaltim.

Dalam kegiatan yang sama, Wakil Bupati Kutai Timur, Kasmidi Bulang mengatakan  sangat bersyukur atas apa yang telah dilakukan pihak perusahaan PT Pupuk Kaltim. Dimana reintroduksi  Anggrek Hitam ini di nilai penting dalam pelestarian hutan khususnya di wilayah Kutai Timur.

“Saya berharap, kedepan masyarakat lebih memelihara hutan. Jangan mengambil flora fauna yang dilindungi oleh negara, karena selain melanggar hukum juga dapat menganggu ekosistem didalam hitan itu sendiri,” katanya usai kegiatan.

Hal senada di utarakan Kepala Balai Taman Nasional Kutai, Nur Patria Kurniawan. Ia menilai pentingnya menjaga ekosistem flora fauna di hutan, paslnya jika hutan mengalami kerusakan bahkan ekosistem hutan terganggu maka akan berakibat langsung kepada manusia, mengungat kehidupan yang ada di hutan merupakan salah satu faktor utama kehidupan manusia. “Jika hutan gundul, maka akan terjadi gersang bahkan bisa mengakibatkan banjir. Maka dari itu, mari kita jaga bersama-sama,” tutupnya.

Turut hadir dalam kegiatan Reintroduksi  Anggrek Hitam, Jajaran Direksi dan Manajemen Pupuk Kaltim, Wakil Bupati Kutai Timur, Kasmidi Bulang, beserta seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Kutai Timur serta Rekan-Rekan Media dari Bontang maupun Samarinda. (adv)