
TENGGARONG.NIAGA.ASIA – Peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2025 di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tak hanya menjadi ajang kebersamaan bagi para santri, tapi juga menjadi momen penuh berkah bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Sejak pagi, Rabu (22/10), puluhan pelaku usaha lokal tampak sibuk menjajakan aneka makanan dan minuman mereka di sekitar area kegiatan yang dipusatkan di Kantor Bupati Kukar, Tenggarong.
Menariknya, semua pelaku UMKM yang ikut berpartisipasi tidak dipungut biaya sepeser pun. Mereka bahkan difasilitasi penuh oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai bentuk dukungan terhadap ekonomi kerakyatan.
Udara panas tidak menyurutkan antusiasme pengunjung. Para santri berbondong-bondong mengerumuni lapak jajanan seperti pentol, sosis, roti bakar, hingga aneka minuman segar. Dalam waktu beberapa jam saja, sebagian besar dagangan ludes terjual.
Salah satunya, dirasakan oleh Pay, pelaku usaha dari Paymanajemen Food & Drink yang sehari-hari berjualan di sekitar Taman Tanjung Tenggarong. Ia mengaku dagangannya kali ini laris manis.
“Bagus aja, cuman yang kurang enak itu kalau yang asongan-asongan masuk ke area yang sama. Harusnya spot-nya masing-masing aja. Tapi kalau dari dukungan pemerintah, sudah oke banget,” ujarnya sambil tersenyum.
Khusus di momen Hari Santri Nasional kali ini, pria berusia 43 tahun tersebut hanya menjual minuman segar bertema “Es Ciduk Premium”, dengan tiga varian rasa, yakni Milo, Matcha, dan Thaitea.
“Biasanya kami jual juga makanan bebakaran, tapi khusus hari ini fokus di minuman aja. Dan alhamdulillah, laku keras. Mau habis juga sudah,” katanya.
Dengan modal sekitar Rp250 hingga Rp350 ribu, Pay mengaku bisa meraup keuntungan bersih antara Rp700 ribu hingga Rp800 ribu di acara besar seperti ini.
“Kalau di hari biasa dapat Rp400-500 ribu bersih, tapi kalau event seperti ini bisa sampai Rp800 ribu, bahkan lebih. Tergantung ramai tidaknya,” jelasnya.
Menurut Pay, dukungan dari Pemerintah Kabupaten Kukar di bawah kepemimpinan Bupati Aulia Rahman Basri dan Wakil Bupati Rendi Solihin benar-benar terasa. Mulai dari kemudahan izin, fasilitas tempat berjualan, hingga pembinaan usaha kecil agar terus berkembang.
“Kalau dulu zaman Pak Edi Damansyah sudah bagus. Sekarang diteruskan sama Pak Aulia makin oke. Kami UMKM diberi ruang besar untuk berkembang, enggak ada halangan,” terangnya.

Ia juga bersyukur karena seluruh UMKM yang berjualan di acara Hari Santri tidak dipungut biaya, alias “GRATIS”. Selain itu, Pay pun turut membeberkan persyaratan UMKM agar bisa ikut di acara resmi pemerintah.
“Gratis, enggak ada pungutan sama sekali dari pemerintah. Syaratnya mudah saja, kita harus punya NIB dan sertifikat halal, biar gampang kalau mau ikut event resmi. Kalau ngasong-ngasong itu ya resikonya bisa ditertibkan kalau enggak sesuai aturan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Pay berharap agar pemerintah bisa mendata UMKM lokal dengan lebih baik supaya pelaku usaha dari luar daerah tidak mengambil kesempatan di ruang yang seharusnya diperuntukkan bagi warga Kukar.
“Harapannya, UMKM Kukar bisa didata dengan rapi. Jadi yang bukan warga sini atau enggak terdaftar itu jangan asal jualan aja. Biar lebih tertib dan adil,” pesannya.
Bupati Aulia Rahman Basri dalam kesempatan yang sama menyampaikan apresiasi terhadap antusiasme dan dukungan aktif semua pihak yang turut memeriahkan Hari Santri Nasional.
“Kami atas nama Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara menyambut baik peringatan Hari Santri ini. Kami yakin santri-santri inilah yang akan menjadi generasi penerus Kutai Kartanegara,” harapnya.
Kegiatan seperti ini menjadi contoh nyata bagaimana kegiatan sosial keagamaan juga bisa berdampak positif terhadap ekonomi masyarakat. Dengan larisnya dagangan dan semangat para santri yang tak surut di tengah panasnya cuaca, Hari Santri Nasional Tahun 2025 di Kukar bukan hanya menjadi momen kebersamaan, tapi juga hari penuh berkah bagi pelaku UMKM lokal.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | Advertorial
Tag: Hari SantriUMKM