
NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Nunukan dalam rangka menghidupkan kembali lahan persawahan terlantar untuk bercocok tanam padi, tahun ini siap menyalurkan bantuan pupuk sebanyak 250 ton dan benih padi gratis bagi petani.
“Bantuan pupuk jenis NPK sebanyak 250 ton ini usulan tahun 2023 ke pemerintah pusat yang penyalurannya awal tahun 2024,” kata Kadis KPP Nunukan Muhtar pada Niaga.Asia, Kamis (04/01/2024).
Bantuan pupuk disesuaikan dengan luasan persawahan dan ladang hasil pendataan tahun 2014 luasan yakni 5.000 hektar yang tersebar di Kecamatan Sebuku, Sembakung, Sebatik, Nunukan dan Krayan.
Pupuk NPK yang diberikan ke petani sangat baik untuk menaikan PH tanah, karena lahan persawahan yang telah berkali-kali ditanam cenderung asam. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan tanah agar produktivitas padi meningkat.
“Tiap 1 hektar lahan persawahan di bantu minimal 2 karung pupuk dan disiapkan pula bantuan benih padi untuk memudahkan petani,” ujarnya.
Bantuan pupuk dari Kementerian Pertanian tidak langsung ke kecamatan-kecamatan, tapi hanya di kirim ke Nunukan. Dari Nunukan, atas biaya Pemkab Nunukan, baru disebar ke Sebuku, Sembakung, Sebatik, dan Krayan.
Bantuan pupuk dan benih padi di awal tahun 2024 ini merupakan upaya pemerintah daerah mengembalikan lahan persawahan yang mulai ditinggalkan petani paska munculnya komoditi usaha rumput laut dan sawit.
Sebagian besar lahan persawahan terbengkalai sejak 10 tahun terakhir ini, kondisi ini sangat membahayakan bagi kebutuhan beras daerah, sebab jumlah penduduk yang terus bertambah tidak sesuai dengan hasil panen padi.
“Lahan persawahan yang masih luas di Kecamatan Krayan dan Pulau Sebatik, sedangkan di pulau Nunukan berkurang cukup drastis,” jelasnya.
Persawahan di pulau Sebatik masih sekitaran 690 hektar dengan jadwal tanam 2 kali per tahun, adapun angka produktivitas padi mencapai 4,9 ton per hektar, atau 670 ton gabah kering giling setahun.
Hasil panen di pulau Sebatik harus dipertahankan agar kebutuhan pangan di sana bisa dipenuhi sendiri. Kalaupun tetap mendatangkan beras dari luar daerah hanya sebatas urusan selera rasa masyarakat.
“Panen padi di Sebatik harusnya surplus, kalau ada kedatangan beras luar artinya ada beras Sebatik dikeluarkan apakah ke Malaysia atau pulau Nunukan,” tuturnya.
Bantuan peralatan
Selain bantuan pupuk dan benih, DKPP Nunukan sejak tahun 2023 membantu mesin peralatan tanam, bahkan pemerintah daerah membantu mesin panen berukuran besar yang mampu mempercepat proses panen.
Keberhasilan masyarakat Sebatik mempertahankan kawasan persawahan jauh berbeda dengan di pulau Nunukan, areal persawahan di Sei Apuk, Kecamatan Nunukan hanya menyisakan 18 hektar dari sebelumnya 50 hektar.
Sedangkan kawasan persawahan di Desa Binusan, Kecamatan Nunukan tersisa 55 hektar dengan sistem tanam 2 kali per tahun. Berkurangnya minat petani bercocok tanam lebih disebabkan minimnya komunikasi dalam penanganan persoalan sawah.
“Kadang mereka punya masalah tapi tidak disampaikan ke pemerintah, jadi kami tidak tahu apa kendalanya, makanya kami minta kalau ada keluhan sampaikan,” ungkapnya.
Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan
Tag: Sawah