HMI Nunukan Suarakan Penolakan Kenaikan BBM Subsidi di DPRD

Aparat kepolisian dan Satpol PP mengamankan aksi demo HMI tolak BBM Naik di gedung DPRD Nunukan (Budi Anshori/niaga.asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA — Rencana pemerintah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar subsidi mendapat penolakan keras dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) kabupaten Nunukan. Mereka berunjuk rasa di gedung DPRD Nunukan Rabu.

Puluhan perwakilan mahasiswa beratribut hijau berkumpul di halaman gedung DPRD Nunukan, menyampaikan orasi penolakan atas rencana kenaikan BBM yang menurut mereka akan semakin menimbulkan kesengsaraan masyarakat.

“Ekonomi kita belum pulih dari pandemi COVID-19, bagaimana mungkin pemerintah seolah tidak peduli dengan keadaan ini?” kata Koordinator aksi demo HMI Nunukan, Muhammad Agus kepada niaga.asia

Sambil meneriakkan slogan hidup mahasiswa, Agus meminta anggota parlemen sebagai wakil rakyat keluar dari ruang gedung DPRD mendengarkan aspirasi masyarakat yang sedang diperjuangkan bersama.

Menurut pedemo, pemerintah hendaknya memahami kondisi saat ini. Apabila tidak mampu membantu kesejahteraan rakyat, setidaknya jangan berbuat yang menimbulkan kesengsaraan lebih mendalamn lagi.

“Jangan membuat situasi semakin sulit. Kalaupun tidak mampu membantu rakyat, sebaik diam jangan malah membuat kesengsaraan,” ujar Agus.

Dia menerangkan kenaikan harga BBM secara tidak langsung berdampak terhadap harga-harga bahan pokok kebutuhan rumah tangga, termasuk Tarif Dasar Listrik (TDL). Bahkan tidak menutup kemungkinan tarif usaha jasa ikut naik.

“Ekonomi rakyat baru bangkit dari keterpurukan, kita masih dilanda trauma panjang. Kenapa harus kembali dihadapkan dengan kesusahan ini?” tanya Agus.

Menanggapi aksi demo, anggota DPRD Nunukan Wilson mengatakan, rencana kenaikan BBM menjadi isu nasional yang disambut dengan gejolak di semua daerah. Kesusahan yang kini dihadapi mahasiswa tidak berbeda dengan anggota dewan.

“Kami mengamati rencana kenaikan BBM, tapi kita harus bijak kenapa pemerintah menaikkan harga dalam kondisi seperti ini,” kata Wilson.

Pemerintah Indonesia tengah berusaha memperbaiki kondisi ekonomi yang salah satu caranya mengurangi anggaran subsidi BBM.

“Baru diumumkan rencana kenaikan BBM, masyarakat kecil sudah panik. Artinya, ekonomi kita belum siap menghadapi mahalnya harga,” Wilson menerangkan.

Secara kelembagaan maupun pribadi, Wilson mendukung aksi penolakan atas kenaikan BBM. Mahasiswa sebagai sosial kontrol harus memperjuangkan hak dan keinginan masyarakat kecil.

“Kita semua menolak, saya salut dengan mahasiswa Nunukan. Tunjukkan masyarakat di perbatasan menolak BBM naik,” tegas Wilson.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan

 

Tag: