Ibnu Saud Siap Maju di Pilgub Kaltara di 2020

Ketua DPD Partai Gerindra Kalimantan Utara Ibnu Saud

TARAKAN.NIAGA.ASIA – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) Ibnu Saud, menyatakan siap maju di pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur Kaltara yang dihelat 2020 mendatang.

“Dari hasil pertemuan internal kami belum ada yang pasti Tapi semaksimal mungkin kader partai ini didorong untuk berpartisipasi di pilgub. Kalau saya yang diputuskan, maka saya harus jawab siap. Tidak boleh tidak siap,” tegas Ibnu.

Selain dirinya, Caleg terpilih di DPRD Kaltara melalui Pemilu 17 April lalu seperti Andi Hamsyah dari Nunukan, Ahmad Al Jufri dari Bulungan dan Jufri Budiman dari Tarakan juga sedang dipertimbangkan partai untuk diusung di Pilgub tahun depan.

“Kenapa kader banyak menginginkan kita maju? Karena melihat dan belajar dari pengalaman sebelumnya. Misalnya ibarat mobil mogok, mobil itu kita dorong agar bisa jalan. Setelah dia berhasil jalan, kita hanya terkena asap hitamnya dan hanya berjalan kaki tanpa mengetahui kemana arah mobil itu tadi,” kata Ibnu Saud.

Namun persoalannya, hasil Pemilu 2019, Gerindra hanya memiliki 5 kursi di DPRD Kaltara. Artinya tidak dapat mengusung kader sendiri tanpa harus berkoalisi dengan partai lain, guna memenuhi persyaratan yakni tujuh kursi.

Oleh sebab itu, Ibnu menilai yang dapat menyatukan sekelompok partai untuk memenuhi kuota menuju pilgub dibutuhkan seorang tokoh. Siapa dia? “Ini yang sedang kami cari agar dapat menjadi alat perekat antar partai,” terang anggota DPRD Kaltara periode 2014-2019 ini.

Dari beberapa tokoh yang dijagokan di Pilgub yang terus menjadi perbincangan di publik, menurutnya, belum ada yang siginifikan. “Misalnya petahana (Irianto), kami belum mendengar langsung statement-nya apakah maju atau tidak. Karena Irianto pernah beberapa kali mengatakan begini, kalau saja ada kelompok atau orang di Kaltara ini yang tidak menginginkan beliau kembali maju, maka dia tidak akan maju. Tapi kita tahu, ini kan politik, bisa saja itu manuver atau memancing situasi dan lain-lain,” ungkapnya.

Masih dikatakan Ibnu, komitmen yang pernah disampaikan Irianto Lambrie sejauh ini dinilai tidak berjalan. “Kami tegaskan kami tidak marah, saya menganggap itu biasa. Karena sifat manusia lupa. Dia bukan satu-satunya, ada jutaan orang yang seperti itu. Sekarang mayoritas kami adalah menginginkan cahaya baru tapi tidak pernah menutup peluang ke siapapun. Kalau saya sendiri, saya bisa jawab siapa yang kira-kira yang saya mau dan tidak mau. Tapi ini partai bukan saya sendiri,” katanya.

Meski begitu, apapun keputusan Gerindra nanti menurutnya tidak ada yang tidak mungkin. “Apapun itu masalahnya di politik ini, semuanya akan menjadi mungkin. Karena penentunya bukan satu orang. Tapi sekali lagi saat ini adalah momentum yang tepat buat Gerindra untuk mengusung kadernya dengan perolehan suara terbanyak kedua,” tandasnya.

Tak hanya Irianto, beberapa bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara yang diisukan maju belum juga menjalin komunikasi dengan Gerindra. “Pak Undunsyah belum ada publik statement ke partai. Sementara pak Udin Hianggio belum bicara secara rinci apa rencananya. Kalau sinyalnya sepertinya punya niat cukup kuat untuk maju, tapi belum ada langkah-langkah yang konkrit. Tapi kita lihat setelah tanggal 22 Mei nanti, pasti banyak kejutan. Semoga tidak itu-itu saja orangnya yang bermunculan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, calon pemimpin Kaltara seharusnya ada peralihan dari kaum ke kaum muda. Sebab, kata dia, rerata figur calon yang bermunculan saat ini memiliki usia di atas 65 tahun. Padahal, pemimpin itu idealnya berusia minimal 40 tahun, maksimal 60 tahun. (003)