Ibu Kota Baru di Kaltim jadi Daya Tarik, Kunjungan Wisata Naik 300 Persen

Prosesi Penyatuan Tanah dan Air Nusantara, di Titik Nol IKN di Sepaku, Penajam Paser Utara, Senin 14 Maret 2022 (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur yang telah ditetapkan sebagai ibu kota negara (IKN) baru, diperkirakan menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke kawasan IKN dan sekitarnya.

Medio libur lebaran April-Mei 2022 lalu, Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur melaporkan, terjadi lonjakan kunjungan wisatawan hingga 300 persen, dibanding sebelum pandemi Corona di 2018-2019 lalu.

“Sebelum libur lebaran, kami sudah perkirakan ada lonjakan kunjungan wisata karena pembatasan bepergian selama dua tahun ini. Ternyata itu benar,” kata Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Dispar Kaltim, Restiawan Baihaqi, dalam penjelasan dia di Samarinda, Selasa.

Restiawan hadir sebagai narasumber dalam kegiatan bincang pariwisata dan ekonomi kreatif bertemakan ‘Pulih Bersama serta Tumbuh Lebih Kuat dan Berkelanjutan’ di Kafe Pandan Wangi, Samarinda.

Dinas Pariwisata Kaltim melansir, tiga hari setelah lebaran Idulftri hingga sepekan berikutnya, pengunjung di Pantai Manggar Balikpapan misalnya mencapai 18.000 orang. Pun demikian di Desa Budaya Pampang yang berlokasi di Samarinda mencapai sekitar 7 ribu orang.

“Terjadi kenaikan sekitar 300 persen dibanding tahun 2018 lalu. Dari riset kecil yang kami lakukan, berikut survei dan juga wawancara bahwa berwisata adalah sebuah kebutuhan,” terang Baihaqi.

Masih diutarakan Baihaqi, di medio yang sama pula ada tidak kurang 21 ribu orang berkunjung ke kawasan ibu kota baru. Meski, persoalan penanganan sampah perlu jadi perhatian.

“Kami melihat, sektor pariwisata di IKN dan seluruh wilayah Kaltim saatnya harus disiapkan. Soal itu tidak hanya Dinas Pariwisata saja tapi juga tanggung jawab semua pihak,” ungkap Baihaqi.

Meningkatnya kunjungan wisatawan itu, menurut Wakil Ketua Komite Ekonomi Kreatif Kaltim Erwiantono menjadi momentum yang harus dijaga. Apalagi dari survei bahwa sekitar 30 persen dari total wisatawan yang datang ke Kaltim, ingin berkunjung kembali dan merekomendasikan berkunjung ke Kaltim.

Erwiantono menilai hal itu wajar mengingat Kaltim punya keunggulan tersendiri dibanding daerah lain.

“Seperti kita punya ikan pesut di Desa Pela Kukar, gua tapak dengan umurnya memang benar-benar usia ribuan tahun. Ini destinasi eksotik, tapi kita belum mengemasnya menjadi bisnis ekraf (ekonomi kreatif) yang kompetitif,” demikian Erwiantono.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: