Imbas Kontak Erat Bayi Terpapar Covid-19, Camat Lumbis & Staf Bakal Rapid Test

Camat Lumbis Muhammad Efendi saat berkunjung ke rumah bayi Covid-19 (foto : istimewa)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di kantor Kecamatan Lumbis, Kabupaten Nunukan, bakal menjalani pemeriksaan rapid test atau uji cepat, pascakunjungan Camat bersama staf, ke rumah bayi berusia 4 bulan yang terpapar Covid-19.

“Rapid test ASN kecamatan Lumbis dijadwalkan 7 hari setelah kontak erat dengan bayi terpapar Covid-19,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Nunukan, Aris Suyono, Rabu (7/10)

Pelaksanaan rapid test kepada ASN yamg kontak erat itu, dilakukan rata-rata 5 sampai 7 hari kemudian. Sebab masa inkubasi antibodi kekebalan tubuh pada manusia akan keluar Disaat itulah, akan diketahui potensi terpapar Covid-19.

Sehingga, dirasa percuma, kalau saat ini langsung melakukan rapid test terhadap ASN. Namun demikian, untuk kehati-hatian, kepada orang-orang yang terlanjur kontak erat dengan pasien Covid-19, disarankan agar segera menjalani isolasi mandiri. “Pak Camat ini kontak eratnya bukan hanya dengan pasien. Tapi kontak juga dengan keluarga yang sedang menjalani isolasi mandiri,” ujar Aris.

Diterangkan Aris, Satgas Penanganan Covid-19 Nunukan, belum mengetahui persis jumlah kontak erat yang nantinya akan mengikuti rapid test. Sebab, petugas kesehatan Puskesmas di Lumbis, sejauh ini belum menyampaikan jumlah atau angka pastinya.

Terpisah, Camat Lumbis Muhammad Efendi mengaku telah menyampaikan klarifikasi permintaan maaf atas pernyataan spontan yang dia ucapkan, terkait kabar hoaks penularan Covid-19 terhadap balita 4 bulan di Mansalong, di Lumbis. “Saya sudah menyampaikan klarifikasi maaf kepada tim medis atas bahasa-bahasa spontan yang keluar dalam video,” kata Efendi.

Klarifikasi maaf itu dia sampaikan, setelah beberapa jam videonya beredar luas di masyarakat, termasuk akun Facebook. Dimana, dalam rekaman terlihat Camat beserta staf mengunjungi rumah bayi pasien Covid-19.

Rekaman video 26 detik itu memperlihatkan Camat dan Sekcam, duduk di kursi sambil menggendong bayi. Keduanya mengutarakan rasa ibanya terhadap bayi yang tergolong dalam kondisi sehat. “Kasihannya anak ini, dibilang Covid-19 pula, jangan menebarkan isu nggak bagus. Nanti sebarkan video ini facebook,” bebernya.

Efendi mengaku, tidak memiliki maksud tertentu dalam peryataannya. Dia hanya berusaha agar kegiatan masyarakat, terutama pasar, tetap jalan seperti biasa. Sebab sejak kabar penularan Covid, aktivitas perdagangan di pasar menjadi sepi.

Sepinya Pasar Mansalong, lanjutnya, dipengaruhi oleh ketakutan masyarakat akan menyebarnya panyakit. Marena orang tua bayi terkena Covid-19 itu, kesehariannya berdagang di Pasar Mansalong. “Hasil putusan rapat kecamatan dan Puskesmas, besok tracing kontak erat di masyarakat kembali dilakukan. Yermasuk pegawai kecamatan,” terangnya.

Keterangan keluarga bayi Covid-19, penularan bayi Covid-19 diketahui setelah mengalami sakit, usai melakukan perjalanan dari Samarinda, Kalimantan Timur. Bayi itu bergejala sakit biru pada bibir, dan kemudian dibawa ke UGD rumah sakit di Malinau. “Bayinya sehat. Makanya waktu Pak Camat dan Pak Sekcam waktu berkunjung ke rumah, langsung gendong-gendong bayi,” jelas paman bayi, Surhali.

Berita penularan Covid-19 di Mansalong berdampak besar terhadap masyarakat yang bermukim di sekitar rumah keluarga bayi. Bahkan selain kegiatan pasar induk menjadi sepi, sekolah pun kembali diliburkan. “Rumah keluarga bayi ini persis di nelakang pasar dan bapaknya penjual ayam putih di pasar,” demikian Surhali. (002)

Tag: