
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Meningkatnya permintaan akan ayam potong untuk pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kalimantan Timur (Kaltim) telah memicu naiknya harga pakan ternak (ayam).
Peningkatan harga pakan ternak sekitar 5,4% turut menambah tekanan harga ayam, selain imbas dari kenaikan permintaan akibat implementasi program pemerintah MBG. Selain itu juga ada pengaruh faktor cuaca yang diprakirakan mendisrupsi hasil produksi.
“Kondisi demikian membuat inflasii kelompok volatile food tahun 2025 diprakirakan akan mengalami inflasi yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2025,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto dalam laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan Timur yang dipublikasikan, 12 Juni 2025.
“Inflasi di Kaltim untuk keseluruhan 2025 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan inflasi pada tahun 2024 terutama didorong oleh kelompok CI dan VF seiring pengaruh harga komoditas global,” lanjutnya.

Kemudian, kata Budi, kelompok core inflation diprakirakan akan mengalami inflasi yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang utamanya didorong oleh peningkatan harga minyak goreng dan lonjakan harga komoditas emas perhiasan yang terus berlanjut sejalan dengan peningkatan harga emas dunia yang mencapai 2.795 dolar AS per ons atau sekitar 3% meskipun mulai menunjukkan tendensi mereda menjelang kuartal II 2025.
Sementara itu, kelompok administered price diprakirakan akan mengalami inflasi yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya, seiring dengan diskon tarif Listrik pada bulan Januari hingga Februari sehingga menjadi penahan laju inflasi yang cukup dalam mengingat andil komoditas tarif Listrik cukup signifikan dalam kelompok AP.
“Selain itu, terdapat program B40 dengan target produksi 135 Ribu kilo Liter per bulan, yang berimplikasi terhadap ketergantungan pada bahan bakar fosil impor, sehingga membantu menjaga stabilitas harga BBM di dalam negeri,” kata Budi.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: Inflasi Kaltim