IMF Proyeksikan Tahun 2025  Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 4,7%–5,0%

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan dalam acara Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakorkernas) ke-34 Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) di Bandung, Selasa (5/08). (Foto Kemenko Perekonomian/Niaga.Asia)

BANDUNG.NIAGA.ASIA – International Monetary Fund (IMF) pada Juli 2025 telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2025 menjadi 3%, naik dari sebelumnya yang sebesar 2,8%. Sementara itu, ekonomi Indonesia di tahun 2025 diproyeksikan bervariasi pada rentang 4,7%–5,0%.

“Nah untuk Indonesia baru saja tadi diumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua 5,12%. Ini adalah pertumbuhan tertinggi dalam beberapa kuartal terakhir,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan dalam acara Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakorkernas) ke-34 Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) di Bandung, Selasa (5/08).

“Tentunya dengan pertumbuhan ini kami juga melihat beberapa perusahaan publik juga sudah mengumumkan hasilnya, terutama perusahaan retail dan dari hasilnya terlihat semuanya mengalami perbaikan atau lebih baik daripada semester satu tahun lalu. Sehingga ini menunjukkan bahwa memang ekonomi kita tumbuh. Dan kita juga melihat bahwa sektor-sektor terkait dengan industri itu membaik,”  sambungnya.

Pemerintah juga mencermati adanya pergeseran perilaku konsumsi masyarakat, yang kini lebih selektif dan digital-oriented, khususnya di minimarket dan kios dan bergeser ke online atau e-commerce. Namun, dengan tumbuhnya perusahaan retail, Menko Airlangga menekankan bahwa fenomena Rojali tidak perlu dikhawatirkan.

Lebih lanjut, Menko Airlangga juga memaparkan kontribusi ekonomi digital secara global yang telah menyumbang lebih dari 15,5% terhadap total PDB dunia. Hal ini sekaligus menandakan peran ekonomi digital yang semakin besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Indonesia sendiri menguasai sekitar 40% dari total pasar ekonomi digital di kawasan ASEAN. Sejalan dengan pengembangan ekonomi digital, Digital Economy Framework Agreement (DEFA) menjadi salah satu agenda prioritas ASEAN dalam mendorong dan mengoptimalkan potensi ekonomi digital di kawasan ASEAN.

“Kalau kita lihat hampir di semua sektor yang berbasis digital itu terjadi kenaikan. Nah inilah sektor digital yang diharapkan menjadi pengungkit tambahan sektor ekonomi kita yang tumbuhnya itu tidak linear, tetapi ini tumbuh secara luar biasa. Dan kalau dengan DEFA, ekonomi digital targetnya USD2 triliun di ASEAN sedangkan Indonesia USD600 miliar di 2030. Kita berharap USD600 miliar ini bisa dimanfaatkan. Dan digitalisasi ini tidak tergantung dengan tarif. Digitalisasi ini tentu kita dorong e-commerce. E-commerce ASEAN bea masuknya 99,9 persen sudah 0,” ungkap Menko Airlangga.

Selain itu, Pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mendorong sisi permintaan domestik dan menjaga sektor eksternal untuk memitigasi risiko global. Dari sisi permintaan diantaranya yaitu dengan meluncurkan paket stimulus ekonomi. Untuk menjaga sektor eksternal, Pemerintah mengoptimalisasi kebijakan DHE, mengoptimalkan negosiasi dagang dan melakukan perluasan CEPA/FTA.

Lebih jauh, terkait dengan tekanan industri padat karya akibat kebijakan tarif dagang negara tujuan ekspor, Pemerintah telah meluncurkan skema Kredit Industri Padat Karya untuk merevitalisasi peralatan dan mesin produksi.

Secara global, posisi Indonesia saat ini semakin strategis dengan pendekatan politik luar negeri bebas aktif yang memungkinkan kerja sama dengan berbagai negara. Indonesia kini aktif dalam berbagai forum ekonomi besar dunia seperti G20, BRICS, RCEP, dan ASEAN, serta tengah mengupayakan aksesi ke OECD dan CPTPP.

“Selanjutnya, saya ucapkan selamat kepada APINDO atas pelaksanaan Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional ke-34. Semoga dengan demikian seluruh APINDO bisa sejalan. Karena saya lihat APINDO ini kan semuanya the champion di industri masing-masing. Jadi para champion ini harusnya menjadi penggerak di daerah masing-masing. Saya optimis kalau seluruh pengusaha yang ada di ruangan ini optimis, maka target pertumbuhan yang diharapkan Pemerintah saya rasa kita bisa sampai,” pungkas Menko Airlangga.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, Menteri UMKM Maman Abdurrahman, Mantan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Ketua Umum APINDO Shinta W. Kamdani, Ketua Dewan Pertimbangan APINDO Hariyadi B. Sukamdani dan Suryadi Sasmita, Ketua Umum KADIN Anindya Bakrie, Ketua DPP APINDO Jabar Ning Wahyu Astuti, serta sejumlah Gubernur/Wakil Gubernur dan Bupati/Walikota yang hadir.

Sumber: Siaran Pers Kemenko Perekonomian | Editor: Intoniswan

Tag: