Impor Kaltim 2021: Migas US$ 1,73 Miliar dan Nonmigas US$1,59 Miliar

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Nilai impor Kalimantan Timur (kaltim)  pada 2021 mencapai US$ 3,33 miliar, yang terdiri dari impor migas US$1,73 miliar dan impor nonmigas US$1,59 miliar.

Jika dibanding pada tahun 2020, nilai impor pada 2021 mengalami kenaikan 69,85 persen, dipicu oleh kenaikan impor migas 98,54 persen dan impor nonmigas 46,75 persen.

“Impor migas naik dari US$0,87 milyar pada 2020 menjadi US$1,73 milyar pada 2021,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Dr. Yusniar Juliana, S.ST., MIDEC dalam Publikasi “Statistik Impor Provinsi Kalimatan Timur 2021” yang dilaunching, Agustus 2022.

“Pada saat yang sama, impor nonmigas juga mengalami kenaikan dari US$1,09 milyar pada 2020 menjadi US$1,59 milyar pada 2021,” sambungnya.

NEGARA PENGEKSPOR BARANG KE KALTIM SEPANJANG TAHUN 2021

Sumber: BPS Kaltim

Menurut Yusniar, dibanding lima tahun lalu, nilai impor Kalimantan Timur mengalami kenaikan sebesar 3,14 persen yaitu dari US$3,23 miliar pada tahun 2017 menjadi US$3,33 milyar pada tahun 2021.

“Apabila diamati perkembangan selama periode 2017-2021, pertumbuhan nilai  impor Kalimantan Timur mengalami perlambatan 0,08 persen,” terangnya.

Hal tersebut di pengaruhi oleh pertumbuhan impor migas yang juga mengalami perlambatan 0,19 persen. Meskipun nilia impor nonmigas mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,11 persen namun tidak cukup memberi pengaruh pada pertumbuhan rata-rata impor dalam 5 tahun terakhir.

Impor Migas Dominan

Yusniar menjelaskan, dilihat dari peranannya, dalam periode 5 tahun terakhir sejak 2017 impor migas selalu mendominasi total nilai impor Kaltim. Rata-rata peranan impor migas selama 5 tahun terakhir mencapai 59,56 persen per tahun.

GOLONGAN BARANG YANG DIIMPOR KALTIM SEPANJANG TAHUN 2021

Sumber: BPS Kaltim

“Sementara itu, rata-rata peranan impor nonmigas hanya 40,44 persen per tahun,” katanya.

Peranan impor migas tertinggi dicatat pada 2017 sebesar 74,42 persen dan peranan impor nonmigas tertinggi dicatat di tahun 2020 yang sebesar 55,39 persen.

Pada 2021, peranan impor migas mencapai 52,14 persen dari total nilai impor. Sementara itu, peranan impor nonmigas sebesar 47,86 persen.

“Walaupun demikian, peranan impor migas selama 5 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan mengalami penurunan. Sebaliknya peranan impor nonmigas terus mengalami peningkatan, walaupun di tahun 2021 peranan impor nonmigas kembali menurun,” terang Yusniar.

Menurut Kepala BPS Kaltim, Yusniar, perdagangan luar negeri, baik ekspor maupun impor merupakan sektor ekonomi yang berperan dalam menunjang perekonomian. Dari kegiatan impor dapat diperoleh bahan baku/penolong dan barang modal yang diperlukan dalam perekonomian.

Kebijakan pemerintah di bidang impor diarahkan agar impor bahan baku/penolong dan barang modal selalu sejalan dengan kebutuhan produksi barang yang berorientasi ekspor. Sedangkan impor barang konsumsi diarahkan agar pertumbuhannya tetap terkendali.

“Paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah diantaranya paket kebijakan November 1997 yaitu penurunan tarif bea masuk untuk beberapa kelompok produk perikanan, produk kimia dan logam,” ujarnya.

Selain itu pemerintah juga membebaskan bea masuk untuk impor mesin dan bahan
baku/penolong untuk pembangunan dan pengembangan industri.

[ADV Diskominfo Kaltim | Intoniswan]

Tag: