Indonesia Bakal Punya PLTS Terapung Pertama  dan Terbesar di Asia Tenggara

Presmian dimualinya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung pertama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara di Waduk Cirata, Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, Kamis (17/12/2020). (Foto Kemeterian EDM)

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Indonesia bakal punya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung pertama di Indonesia dan Terbesar di Asia Tenggara. Pembangunannya resmi dimulai Kamils lalu  di Waduk Cirata, Purwakarta, Provinsi Jawa Barat.

PLTS  ini merupakan proyek Independent Power Producer (IPP), kerja sama PT PJBI dan MASDAR (UAE), anak usaha dari Mubadala Investment Company, perusahaan investasi yang dimiliki oleh Pemerintah UAE. Dengan investasi senilai US$129 juta, PLTS terapung ini diproyeksikan memproduksi listrik sebesar 250 GWh/tahun.

Mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan, Kementerian ESDM terus berupaya mendorong badan usaha agar tetap menyediakan pasokan listrik yang cukup melalui pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan dan memperhatikan rantai pasok energi primer.

Dadan Kusdiana.

Ketersediaan listrik dan kemudahan akses bagi masyarakat serta harga yang terjangkau, menjadi kewajiban yang harus diwujudkan oleh Pemerintah.

“Dibuktikan dengan capaian rasio elektrifikasi pada akhir 2019 sebesar 98,89% dan ditargetkan menjadi 99,9% pada 2020,” ungkap Dadan, sebagaimana dikutip situs esdm.go.id.

Selain memanfaatkan sumber-sumber energi berbasis fosil sebagai sumber energi listrik, Pemerintah juga memanfaatkan sumber-sumber energi baru terbarukan yang lebih ramah lingkungan, seperti energi surya dan air sebagai wujud komitmen Pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca di sektor pembangkit.

“Indonesia telah berkomitmen di dalam Paris Agreement pada COP-21, dengan target penurunan GRK sebesar 29% dari Business as Usual (BAU) pada tahun 2030 tanpa bantuan internasional dan target sebesar 41% dengan bantuan international,” sambung Dadan.

PLTS Terapung Cirata, merupakan bagian dari Proyek Percepatan Infrastruktur Ketenagalistrikan Pemerintah Republik Indonesia melalui PT. PLN (Persero) dalam rangka meningkatkan bauran Energi Baru Terbarukan agar mencapai target 23% energi terbarukan di tahun 2025.

Nilai investasi proyek ini mencapai US$129 juta atau sekitar Rp1,8 triliun, dengan komposisi saham 51% oleh PT PJBI dan 49% Masdar. Nantinya, PLTS Terapung Cirata akan dibangun dan dioperasikan oleh PT Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energy (PMSE). (001)

Tag: