Indonesia Genap 80 Tahun, Rudy Mas’ud Optimis Kaltim Jadi Pusat Pemerintahan di 2028

Gubernur Rudy Mas’ud menjadi inspektur upacara HUT ke-80 RI di Stadion Kadrie Oening Sempaja Samarinda (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud optimis dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kaltim, menjadikan provinsi ini sebagai pusat pemerintahan Indonesia di 2028 nanti.

Rudy hari ini menjadi inspektur upacara peringatan HUT ke-80 RI yang diselenggarakan di Stadion Sempaja Samarinda, Jalan Wahid Hasyim, Samarinda.

Meski sempat diguyur hujan, itu tidak menyurutkan semangat para peserta upacara dan pasukan pengibar bendera (Paskibraka) untuk mengibarkan bendera Merah Putih. Upacara tetap berjalan khidmat.

“Hari ini sangat berbahagia karena Indonesia telah merdeka dan berusia 80 tahun. Ini merupakan usia yang matang untuk sebuah negara bangsa,” kata Rudy.

Rudy mengajak seluruh masyarakat Kaltim untuk bahu-membahu dan bersatu demi mewujudkan visi Indonesia dan Kaltim Generasi Emas 2045. Menurutnya, di usia yang matang ini, dibutuhkan sinergi dan kerja sama dari semua pihak untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan.

Paskibraka membawa bendera Merah Putih untuk dikibarkan (HO-Diskominfo Kaltim)

Dia juga menyoroti peran strategis Kaltim dengan kehadiran IKN. Menurutnya IKN sebagai etalase negara yang akan mendorong pesatnya perkembangan Kaltim.

“Kalau tidak ada halangan melintang, 2028 pusat pemerintahan sudah ada di Kaltim,” ujar Rudy.

Menghadapi perpindahan masyarakat ke IKN nanti, lanjut Rudy, dibutuhkan kesiapan masyarakat Kaltim dalam bersaing dan berkompetisi, agar tidak hanya menjadi penonton.

“Kita bekali anak-anak kita dengan pendidikan wajib itu. Begitu juga dengan kesehatan, dan tidak kalah penting pembangunan infrastruktur,” jelas Rudy.

Pengibaran bendera Merah Putih oleh Paskibraka (HO-Diskominfo Kaltim)

Dengan pendidikan dan kesehatan berkualitas, serta infrastruktur memadai, harapannya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan di Kaltim.

“Tingkat kemiskinan kita di Kaltim cukup tinggi 5,78 persen, begitu juga tingkat pengangguran. Banyak anak kita tidak lulus SMA,” sebut Rudy.

Dengan hadirnya program pendidikan gratis dari jenjang SMA/SMK hingga jenjang S1-S3 ini, tentu mempermudah masyarakat Kaltim untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya, tanpa khawatir terkendala biaya sepeserpun.

“Kalau sekolah hanya sampai lulusan SMA, dia hanya bertanggung jawab pada diri sendiri saja. Tapi kalau sampai perguruan tinggi bahkan sampai S3, diharapkan ke depan bisa bertanggung jawab untuk masyarakat juga (berpeluang berkontribusi menjadi bagian eksekutif maupun legislatif),” demikian Rudy Mas’ud.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: