Indonesia – Mesir Kembangkan Kerja Sama Melalui Perjanjian Perdagangan

Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti Widya Putri melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Investasi dan Perdagangan Mesir, Hassan El Khatib di Kairo, Mesir, Selasa (2/12). (Foto Kemendag/Niaga.Asia)

KAIRO.NIAGA.ASIA – Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti Widya Putri menyampaikan, Indonesia mengapresiasi pembentukan Joint Trade Committee (JTC) Indonesia-Mesir. Melalui sektor perdagangan, kerja sama Indonesia-Mesir akan terus berkembang dan makin bermanfaat bagi masyarakat di kedua negara.

Demikian disampaikan Wamendag Roro saat melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Investasi dan Perdagangan Mesir, Hassan El Khatib di Kairo, Mesir, Selasa (2/12).

“Kami sangat mengapresiasi pembentukan JTC yang telah ditandatangani pada 15 Mei 2023 di Kairo dan pertemuan JTC pertama yang telah dilaksanakan pada 31 Juli 2024 di Jakarta. Kami yakin JTC dapat meningkatkan hubungan perdagangan bilateral Indonesia-Mesir. Untuk menindaklanjutinya, kami mendorong agar Pertemuan JTC ke-2 dapat dilaksanakan pada 2026,” jelas Wamendag Roro.

Wamendag Roro menerangkan, pada Pertemuan JTC ke-1, Indonesia dan Mesir sepakat untuk dimungkinkannya pembentukan perjanjian dagang. Nantinya, perjanjian tersebut akan berguna untuk meningkatkan kinerja perdagangan bilateral antarkedua negara.

Di samping itu, dalam Deklarasi Bersama yang ditandatangani Presiden RI dan Mesir pada 12 April 2025, kedua presiden sepakat untuk menjajaki kemungkinan adanya perjanjian kemitraan ekonomi bilateral guna meningkatkan perdagangan dan investasi bilateral.

“Indonesia telah menyampaikan usulan konsep Terms of Reference (ToR) pada 10 Oktober 2025 dan usulan peluncuran perundingan Indonesia-Egypt Economic Partnership Agreement (EPA), termasuk draf Joint Ministerial Statement kepada Mesir pada 4 November 2025. Indonesia mendorong agar Perundingan Indonesia-Egypt EPA dapat segera dimulai,” ungkap Wamendag Roro.

Sedangkan terkait Developing Eight Preferential Trade Agreement (D-8 PTA), Indonesia meyakini implementasinya dapat memperkuat integrasi ekonomi dan meningkatkan perdagangan menjadi terbuka, efisien, dan saling menguntungkan bagi seluruh negara anggota, termasuk Mesir.

Menurut Wamendag Roro, sejak implementasi D-8 PTA pada Juni 2024, Indonesia telah menerbitkan 462 Form Surat Keterangan Asal (SKA) D-8 dengan total ekspor mencapai USD 27,7 juta ke beberapa negara anggota utama. Indonesia mengharapkan Mesir juga dapat segera menyelesaikan proses ratifikasi dan memanfaatkan D-8 PTA dalam mendorong perdagangan intra D-8.

“Indonesia akan menjadikan perluasan D-8 PTA menuju Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) sebagai salah satu prioritas ekonomi pada Keketuaan Indonesia di D-8 pada 2026. Indonesia mengharapkan dukungan Mesir dalam mendorong transformasi D-8 menjadi kerja sama ekonomi yang lebih komprehensif, inklusif, dan berkelanjutan,” ujar Wamendag Roro.

Dalam pertemuan ini, Menteri Investasi dan Perdagangan Mesir, Hassan El Khatib mengatakan, Mesir menyambut baik usulan-usulan Indonesia terkait pengembangan kerja sama kedua negara.

“Menurut kami, selanjutnya perlu dilakukan pembahasan tingkat teknis untuk mengidentifikasi peluang dan tantangan dalam rangka penguatan kerja sama bilateral tersebut,” pungkasnya.

Kemendag mencatat, perdagangan Indonesia-MesirTotal perdagangan bilateral Indonesia-Mesir pada 2024 mencapai USD 1,7 miliar, dengan nilai ekspor Indonesia ke Mesir sebesar USD 1,5 miliar dan impor Indonesia dari Mesir sebesar USD 207,8 juta.

Ekspor utama Indonesia meliputi minyak kelapa sawit, kopi, produk besi/baja setengah jadi, korundum artifisial, dan minyak kelapa. Impor utama Indonesia meliputi pupuk mineral/kimia, kalsium fosfat alam, kurma, terak, dan buah jeruk. Rata-rata total perdagangan kedua negara selama lima tahun terakhir (2020—2024) tumbuh sebesar 5,77 persen. Mesir adalah negara tujuan ekspor ke-27 dan asal impor ke-54 bagi Indonesia.

Sumber: Siaran Pers Kemendag | Editor: Intoniswan

Tag: