Indonesia Promosi Industri Strategis di Moskow

Indonesia–Russia Business Forum dan Business Matching di Moscow, 8 Desember 2025 diikuti 9 perusahaan dari Indonesia dan enam perusahaan dari Russia. (Foto Kemenperin/Niaga.Asia)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Rangkaian agenda bilateral Indonesia – Russia, di Moskow  ini diperkuat dengan penyelenggaraan Indonesia–Russia Business Matching, yang dihadiri oleh pejabat tinggi Rusia serta pelaku industri dari kedua negara.

Forum ini dirancang untuk mempromosikan sektor-sektor industri strategis Indonesia dan memperkenalkan proyek investasi prioritas, sekaligus membuka peluang joint manufacturing dan alih teknologi dengan perusahaan Rusia.

Demikian disampaikan Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang saat menghadiri pertemuan bilateral dan membuka gelaran Indonesia–Russia Business Matching yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI di Moskow, awal Desember 2025.

“Hubungan kedua negara telah bergerak ke arah yang lebih substantif dan komprehensif, khususnya dengan pertemuan antara Bapak Presiden RI Prabowo Subianto dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin, yang memperkuat koordinasi bilateral serta membuka ruang kerja sama strategis yang lebih luas,” kata Menperin dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (12/12).

Indonesia–Russia Business Matching diikuti oleh 19 peserta dari sembilan perusahaan Indonesia yang mewakili kawasan industri, perusahaan teknologi, serta asosiasi komoditas. Dari pihak Rusia, hadir 51 peserta yang berasal dari sektor pertambangan, telekomunikasi, elektronik, mesin industri, jasa keuangan, hingga teknologi keamanan.

Berbagai paparan disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Rusia dan Belarus, perwakilan KADIN Komite Rusia–Belarus, Himpunan Kawasan Industri (HKI), serta unit teknis Kemenperin.

Business Matching tersebut menghasilkan capaian konkret berupa penandatanganan nota kesepahaman antara HKI dan dua lembaga Rusia. Komitmen dengan Foreign Trade Center (FTC) Rusia mencakup fasilitasi peluang investasi, penyelenggaraan roadshow, kunjungan industri, misi dagang, hingga pertukaran informasi yang akan mempermudah investor Rusia memasuki kawasan industri Indonesia.

Sedangkan MoU kedua, yang dilakukan dengan Association of Industrial Parks (AIP) Rusia, berfokus pada peningkatan daya saing kawasan industri melalui pertukaran informasi pengembangan kawasan serta koordinasi kunjungan lapangan terstruktur di Indonesia maupun Rusia.

Keseluruhan hasil ini menegaskan bahwa Indonesia dan Russia tidak hanya memperkuat dialog kebijakan, tetapi juga menghasilkan langkah konkret di tingkat dunia usaha.

“Kami optimistis, pertemuan bilateral dan kegiatan Business Matching ini akan memperkuat posisi kedua negara sebagai mitra strategis dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh menghadapi dinamika global,” ungkap Agus.

Menperin juga menyoroti kesiapan Indonesia untuk tampil sebagai Partner Country pada perhelatan INNOPROM 2026, pameran industri terbesar yang akan berlangsung pada 6–9 Juli 2026 di Rusia. Ia menyampaikan bahwa partisipasi Indonesia dalam pameran tersebut merupakan peluang strategis untuk memperkenalkan kekuatan industri manufaktur nasional kepada pasar Rusia dan global.

“Kami meminta dukungan Pemerintah Russia agar keterlibatan Indonesia sebagai Partner Country dapat berjalan optimal. INNOPROM 2026 akan menjadi momentum penting untuk mempertemukan pelaku industri kedua negara serta menciptakan peluang kolaborasi baru,” pungkasnya.

Sumber: Siaran Pers Kemenperin | Editor: Intoniswan

Tag: