
JAKARTA.NIAGA.ASIA – Wakil Menteri Perindustrian RI Faisol Riza menegaskan komitmen pemerintah untuk memperkuat pengembangan teknologi industri logam nasional melalui kemitraan strategis dengan pelaku global.
Hal tersebut disampaikan saat melakukan kunjungan resmi ke fasilitas produksi Tenova S.p.A di Castellanza, Italia. Tenova merupakan perusahaan teknologi global yang berada di bawah naungan Techint Group.
“Saya berkesempatan berdiskusi dengan Tenova S.p.A, sebuah perusahaan teknologi industri global yang menjadi pemain kunci pada hampir seluruh rantai proses industri metalurgi, mulai dari pengolahan bahan mentah, instalasi reduksi, electric arc furnace, submerged arc furnace, hingga berbagai teknologi downstream seperti heat treatment furnace, strip processing line, dan cold rolling mill,” ujar Wamenperin dalam keterangan resminya, Sabtu (4/12).
Wamenperin menyampaikan, Tenova juga menghadirkan teknologi untuk industri pertambangan, mulai dari material handling, peralatan pemrosesan mineral, hingga solusi untuk operasi tambang besar. Perusahaan tersebut telah menjadi mitra Indonesia di sektor logam maupun pertambangan, termasuk melalui kerja sama dengan Freeport dan Tata Metal.
“Sejalan dengan visi misi Bapak Presiden Prabowo dan Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) yang akan dirilis oleh Bapak Menteri Perindustrian, industri logam merupakan salah satu sektor prioritas yang menjadi fokus pemerintah untuk terus dikembangkan dalam upaya meningkatkan daya saing nasional,” tegasnya.
Saat kunjungannya tersebut, Wamenperin juga melihat langsung fasilitas produksi Tenova yang dilengkapi CNC machine tools modern yang difokuskan pada produksi roll grinders untuk industri baja serta berbagai fasilitas perakitan peralatan berat untuk industri metalurgi.
Menurut Faisol, peningkatan kemampuan teknologi menjadi prasyarat bagi Indonesia untuk masuk ke tahap industrialisasi lanjutan yang berorientasi pada inovasi, efisiensi energi, dan pengurangan emisi.
“Saya mengajak Tenova dapat menjadi mitra strategis di bidang logam melalui pengembangan riset, inovasi dan roadmap dalam penguatan hilirisasi industri logam, efisiensi energi, dan pengurangan emisi termasuk pengembangan komponen industri pertahanan nasional,” ujarnya.
Wamenperin menegaskan bahwa arah pembangunan industri nasional tidak hanya bertumpu pada skala, tetapi juga kualitas dan keberlanjutan. “Indonesia tidak hanya ingin membangun industri yang besar, tetapi industri yang maju, hijau, dan berdaya saing global,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, CEO Tenova, Roberto Pancaldi menyampaikan apresiasi dan menyambut baik peluang peningkatan kerja sama dengan Indonesia.
“Kami berterima kasih atas kunjungan ini. Tenova berharap pemerintah Indonesia terus mendukung upaya kolaboratif kami bersama Tata Metal Lestari untuk mendorong terciptanya baja yang lebih ramah lingkungan sesuai misi keberlanjutan kami,” ujar Pancaldi.
Ia menambahkan bahwa hubungan Tenova dengan industri baja Indonesia telah terjalin puluhan tahun, termasuk kerja sama jangka panjang dengan Krakatau Steel.
TML bangun fasilitas
Perlu diketahui, PT Tata Metal Lestari (TML) saat ini sedang menambah kapasitas produksi dengan membangun fasilitas CGL 2 di Sadang, dengan teknologi utama dari Tenova. Teknologi tersebut diklaim mampu memberikan efisiensi termal tinggi, pengurangan emisi, serta meningkatkan kapasitas hilirisasi baja nasional.
GM Manufacturing TML, Rendra Fernanda yang mewakili VP of Operations TML Stephanus Koeswandi, menegaskan bahwa pihaknya fokus pada kualitas dan efisiensi emisi.
“Fokus kami bukan sekadar meningkatkan tonase produksi, tetapi memastikan kualitas dan jumlah emisi yang dihasilkan semakin baik dan efisien,” ujarnya.
Kolaborasi strategis TML dan Tenova ini sejalan dengan agenda prioritas nasional, termasuk Net Zero Emission 2060, ekonomi sirkular, serta transformasi industrialisasi berbasis teknologi.
“Kunjungan Wamenperin ini merupakan tindak lanjut dari undangan PT Tata Metal Lestari (TML) kepada Pemerintah Indonesia untuk melihat langsung kapasitas teknologi mitra pabrikan mesin baja berlapis (coated steel machinery) yang tengah dikembangkan,” imbuh Rendra.
Sumber: Siaran Pers Kemenperin | Editor: Intoniswan
Tag: Baja