Industri Pengolahan Masih Penopang Investasi Balikpapan

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Balikpapan, Hasbullah Helmi. (Foto: Putri/Niaga.Asia)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Realisasi investasi Kota Balikpapan pada 2025 masih ditopang kuat oleh sektor industri pengolahan. Meski capaian sementara belum sepenuhnya memenuhi target yang ditetapkan pemerintah daerah, Rp22 triliun, kekurangan sekitar Rp3 triliun masih bisa tercapai pada akhir tahun.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Balikpapan, Hasbullah Helmi, menjelaskan bahwa, karakter pelaporan investasi bersifat akumulatif dan tidak selalu tercermin secara bulanan. Data final realisasi investasi, baru akan terlihat setelah seluruh laporan perusahaan masuk dan direkap pada awal tahun berikutnya.

“Investasi itu tidak bisa dibaca secara harian atau bulanan. Rekapitulasi menyeluruh baru dilakukan pada triwulan pertama tahun depan,” ujarnya, Kamis (18/12/2025).

Secara struktur ekonomi, Balikpapan masih bergantung pada sektor industri pengolahan, khususnya yang berkaitan dengan minyak, bahan kimia, dan kelapa sawit.

“Aktivitas produksi crude palm oil (CPO) dan industri turunannya masih menjadi penyumbang utama aliran modal ke daerah, meski fluktuasi harga komoditas global turut mempengaruhi ritme investasi,” kata Hasbullah.

Menurut Hasbullah, ketahanan sektor pengolahan menjadi faktor penting yang menjaga iklim investasi Balikpapan tetap stabil. Di tengah persaingan antar daerah dan ketidakpastian ekonomi global, keberadaan industri mapan memberi efek pengaman bagi perekonomian lokal.

Di luar faktor sektor, posisi Balikpapan sebagai kota jasa dan logistik penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) juga memberi dampak ekonomi tidak langsung. Permintaan terhadap layanan pendukung, distribusi, dan infrastruktur disebut ikut mendorong aktivitas usaha, meski belum seluruhnya tercatat sebagai investasi baru.

Untuk menjaga daya saing, DPMPTSP menempatkan kepastian perizinan sebagai instrumen ekonomi utama. Penyederhanaan proses, kepastian waktu layanan, dan konsistensi regulasi dipandang sebagai faktor kunci dalam menarik dan mempertahankan investor.

“Kepastian usaha menjadi pertimbangan utama pelaku ekonomi. Kalau prosesnya jelas dan cepat, minat investasi akan tetap terjaga,” ucapnya.

Sementara itu, penetapan target investasi 2026 masih menunggu evaluasi menyeluruh atas capaian 2025. Pemerintah daerah memilih bersikap hati-hati dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi nasional dan global sebelum menetapkan proyeksi baru.

Pemkot Balikpapan menilai, keberlanjutan investasi tidak hanya ditentukan oleh besaran angka, tetapi juga kualitas sektor yang tumbuh dan kontribusinya terhadap struktur ekonomi daerah.

Di tengah tekanan target, sebutnya, stabilitas sektor pengolahan dinilai menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi kota ini.

Penulis : Putri | Editor : Intoniswan

Tag: