Infrastruktur Jalan di Kukar Semakin Baik, Ini Buktinya

Aktivitas pemuatan sembako ke kapal tujuan Melak, Kutai Barat, di Dermaga Mahakam Hulu, Rabu (25/11). (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Dahulu, Sungai Mahakam jadi andalan masyarakat untuk angkutan sembako, maupun penumpang, menuju ke pelosok Kutai Kartanegara. Kini, perlahan, angkutan sungai ditinggalkan, seiring dengan semakin membaiknya infrastruktur jalan menuju Kukar.

Kota Samarinda, sebagai ibu kota provinsi Kalimantan Timur, masih jadi andalan sumber pengiriman sembako, menuju ke daerah sekitar. Termasuk ke pedalaman Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, hingga Mahakam Ulu.

Di Dermaga Mahakam Ulu misalnya. Kapal yang berangkat dari dermaga yang berada di Jalan Pangeran Untung Surapati, Samarinda itu, sejak lama mengantar barang dan penumpang ke Senoni, Kota Bangun, Muara Muntai, Muara Kaman dan Tabang di Kutai Kartanegara. Juga, Muara Ancalong di Kutai Timur, serta ke Melak di Kutai Barat, dan Long Bagun di Mahakam Ulu.

“Sekarang, tidak ada lagi kapal yang ke Kutai Kartanegara. Menyisakan ke Kutai Barat, dan ke Mahakam Ulu,” kata Kepala Dermaga Mahakam Ulu Sukarja, ditemui Niaga Asia, di kantornya, Rabu (25/11).

Namun demikian, menurut Sukarja, seiring perkembangan zaman dan giatnya pembangunan, masyarakat tidak lagi mengandalkan angkutan kapal, untuk pergerakan penumpang maupun pengiriman barang.

“Iya seperti itu. Infrastruktur jalan di Kutai Kartanegara, sekarang lebih bagus. Jadi, sekarang, karena penumpang terus turun, akhirnya kapal ke Kukar sudah tidak beroperasi lagi,” ujar Sukarja.

Terakhir, lanjut Sukarja, kapal angkutan barang dan penumpang rute ke Tabang, berhenti beroperasi sejak 2012 lalu. “Seiring perkembangan zaman, dan dibukanya kembali jembatan Liang ke Tabang,” terang Sukarja.

“Jadi, kapal-kapal yang sebelumnya ke Kutai Kartanegara, pemilik kapal sekarang alih usaha. Sebagian usaha angkutan darat truk dan pikap, karena bisa angkut lewat jalan darat itu tadi,” terang Sukarja.

Berbeda dengan ke Kutai Barat dan Mahakam Ulu, serta ke Kutai Timur. “Jadi, ke Kubar dan Mahakam Ulu, semua belum bisa dilalui jalan darat,” demikian Sukarja. (adv/006)

Tag: