Ingin Hadirkan Hutan, Ghozy Sumbang 200 Bibit Pohon untuk SKM

Muhammad Dzakwannur Ghozy menyumbang sekaligus menanam phon di jalur hijau Sungai Karang Mumus, Minggu (04/04/2021). (Foto GMSSSKM)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Jejaka berkacamata ini ketika bercakap selalu dihiasi senyum di bibirnya. Namun begitu generasi yang tergolong mIlenial ini memiliki jiwa mandiri dalam melakoni kehidupannya.

Hal itu bisa dilihat dari aktivitasnya sehari-hari. Sambil menempuh pendidikan di Universitas Brawijaya Malang, Muhammad Dzakwannur Ghozy yang mengambil Prodi Administrasi Bisnis, sudah membuka usaha.

“Tidak mengganggu kuliah saya. Kan kuliahnya online,” begitu jawab Ghozi saat ditanya apakah usahanya tidak menggu kuliahnya.

Ghozy, anak nomor dua dari 4 saudara,  dari pasangan Abdul Rofik  –  Dwi Rahmi ini, walaupun terbilang masih belia dan baru duduk di semester 2 ini sudah mampu menjalankan usahanya  yakni Black Orchid Cafe/Cafe Anggrek Hitam, di Jalan Lai No.31 perumahan Vorvo Samarinda, menyediakan berbagai minuman dan makanan.

Yang menanrik dai Ghozi yang lahir di Samarinda, 24 Mei 2002  ini bukan hanya  sifat mandirinya, tetapi juga  mecintai lingkungan hidup.

“Saya memang berjiwa bisnis tetapi yang ramah lingkungan. Itu sebabnya cafe saya bernuansa hutan mini yang menghadirkan bunga Anggrek Hitam di setiap sudut,”jelasnya.

Ketua GMSSSKM, Misman bersama relawan dan Muhammad Dzakwannur Ghozy menanam pohon penghijau di jalur hijau Sungai Karang Mumus, Minggu (04/04/2021)

Ghozy mengaku ingin mewjutkan impiannya membangun hutan mini di kota Samarinda, hal itu dimulainya dengan menyumbang 200 bibit pohon untuk ditanam di jalur hijau Sungai Karang Mumus.

“Hari ini saya menyumbang bibit pohon dan menanamnya di jalur hijau Sungai Karang Mumus bersama teman-teman. Harapannya suatu saat walau hidup di kota bisa milihat hutan, tidak hanya melihat foto hutan dan video hutan.”ujarnya, saat dirinya bersama teman-temannya menanam bibit pohon, Minggu, 4 April 2021.

Ketua Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSSSKM), Misman menerangkan, dalam lima tahun terakhir telah menghijaukan lebih kurang 3 kilometer bantaran SKM, dimulai dari Muang Ilir ke arah ilir sungai.

“Penghijauan bantaran sungai sangat penting untuk menahan laju abrasi yang bisa membuat sungai cepat dangkal, kemudian untuk mempertahakan kualitas air sungai tetap bagus di bagian ulu SKM,” katanya.

Ia pun mengapresiasi sumbangan pohon dari Ghozi dan berharap budaya demikian juga berkembang di kalangan anak muda di Samarinda. (*)

Tag: