
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Tahun 2022 ini merupakan tahun ketiga pimpinan Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Timur (BI Kaltim), lebih dekat dengan wartawan, khususnya yang punya minat besar menulis tentang keuangan atau moneter dan ekonomi pada umumnya, dan “ngepos” di BI Kaltim.
Kedekatan pimpinan BI Kaltim dengan wartawan, bukan karena ada apa-apanya, tapi karena, BI dari pusat hingga ke daerah, urusan komunikasi sudah jadi kebijakan, ditangani khusus dan ada departemen tersendiri, yakni Departemen Komunikasi Bank Indonesia.
“Semua kebijakan BI dikomunikasikan ke publik agar efektif, dapat perhatian publik dan seluruh stakeholder, atau mitra BI. Di daerah mintra BI itu, Pemerintah Daerah, mulai dari Tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Ricky P Gozali pada Niaga.Asia.
Komunikasi kebijakan BI dengan masyarakat, pelaku ekonomi, dan pemda efektif apa bila, wartawan dan medianya yang jadi jangkar BI, juga punya kapasitas mumpuni mengenai masalah ekonomi dan moneter, serta paham dengan istilah-istilah teknis yang dipakai BI dalam rilisnya, baik itu dalam mempublikasikan hasil survei, laporan bulanan, tiga bulanan, tahunan, keterlibatan BI di Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), pemberdayaan UMKM, sektor pariwisata, dan pengendalian inflasi pangan.
Jurus yang dipakai BI Kaltim beragam, khusus untuk kegiatan rutin membawa wartawan pada acara-acara yang digelar di Samarinda dan Balikpapan, misalnya saat menyampaikan laporan triwulan maupun tahunan.

Tahun lalu, karena BI Kaltim juga berpartisipasi dalam membina pelaku UMKM di sektor pariwisata di Maratua, Kabupaten Berau, wartawan dari berbagai media yang “ngepos” di BI Kaltim dibawa melihat destinasi wisata Maratua dan UMKM binaan BI Maratua.
Tahun ini, sejak hari Minggu 11 Desember 2022, ada 16 wartawan dari 16 media berbeda dibawa ke Labuan Bajo, sambil rekreasi juga ada slot untuk meningkatkan kapasitas wartawan (capacity building). Pada hari pertama, Kepala Perwakilan BI Kaltim, Ricky P Gozali dan Hendik Sudaryanto, Deputi Kepala Perwakilan BI Kaltim, memaparkan tugas pokok dan fungsi BI di daerah, ditambah dengan memaparkan bagaimana cara memahami Indikator Makroekonomi daerah dan nasional.
Pada hari kedua, Senin (12/12/2022), wartawan dibawa ke pulau Padar dan pulau Komodo, melihat destinasi wisata yang daya tarik utamanya adalah Komodo dan melihat gugusan pulau-pulau Komodo.
Dari Labuan Bajo ke pulau Padar, ditempuh selama kurang lebih 4 jam menggunakan kapal wisata yang mampu membawa penumpang 30-40 orang. Untuk melihat keindahan laut dan gugusan pulau-pulau yang ada, baik itu Ricky maupun Hendik, naik ke puncak pulau Padar. Cukup tinggi dan menguras energi, karena menaiki 818 anak tangga. Penulis sendiri, hanya sanggup naik hingga ke anak tangga 300-an, abis itu balik turun.

Masih dalam rangka meningkatkan pengetahuan wartawan termasuk paham istilah-istilah teknis yang dipakai BI dalam laporannya, pada hari Selasa pagi (13/12/2022), BI Kaltim menghadirkan narasumber dari BI Pusat, yakni Feby Dwi Sutianto, analis di Tim Relasi Media Cetak dan Online di Departemen Komunikasi Bank Indonesia.
Menurut Feby yang mengawali karie sebagai wartawan ini, kemudian masuk ke BI, kebijakan BI dikomunikasikan dalam semua bentuk platform media, media cetak, media online, dan media sosial, apakah itu Instagram, Twitter, maupun Facebook.
“Semua media kita gunakan untuk mesosialisasikan kebijakan BI,” ucapnya.
Ditambahkan, kalau ada hoaks terkait moneter dan ekonomi, Tim Relasi Media di BI, wajib secepat-cepatnya menangkis, memberikan klarifikasi, menyampaikan kondisi sebenarnya dari suatu isu di medsos.
“Hoaks harus ditangkal secepat-cepatnya,” tambahnya.
Selain itu juga ada narasumber, Hadri Adiwilaga, Ekonom Ahli Kelompok Sektor Jasa di Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia. Hadri menjelaskan kebijakan komunikasi di BI dan kondisi ekonomi dan moneter Indonesia memasuki triwulan ke IV, hal-hal yang pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022, aspek-aspek terkait yang menjadi dasar BI optimis tahun 2023 masih tumbuh bagus, serta masalah global yang patut diwaspadai yang bisa berdampak negatif terhadap ekonomi nasional.
“Kita masih harus mewaspadai dampak negatif dari konflik Rusia-Ukraina, inflasi di negara-negara maju dan bank sentral yang menaikkan suku bunga, yang bisa memicu keluarnya investasi dari Indonesia,” kata Hadri.

Dari kegiatan capacity building ini, Ricky saat penutupan berharap, dengan semakin pahamnya wartawan akan hal-hal terkait tugas pokok dan fungsi BI perwakilan dan laporan-laporan yang dikeluarkan BI, tulisan wartawan bisa mengedukasi dan mencerdaskan masyarakat, tidak terjadi misinterpretasi akan rilis yang disampaikan Bank Indonesia, bisa memahi grafik-grafik, tabel-tabel dan istilah-istilah yang dipakai BI.
“Kalau kegiatan capacity building dilaksanakan sambil berwisata, maksudnya, kita bisa melihat langsung multiplier effek dari sektor pariwisata terhadap ekonomi masyarakat dan daerah. Apa yang kita lihat di Labuan Bajo ini sebetulnya juga bisa dikembangkan di Kaltim, misalnya di gugusan pulau Derawan,” katanya.
Sementara itu wartawan vivaborneo.com, Wiwid Marhaendrawijaya ketika diminta tanggapannya mengatakan pada Niaga.Asia, bahwa dengan adanya semacam pelatihan ini, dirinya tak mumet lagi melihat angka-angka, tabel-tabel, grafik-grafik, serta istilah-istilah dalam laporan BI.
“Kegiatan capacity building ini mencegah kita dari kesalahan konyol yang bisa jadi bahan tertawaan pembaca,” ucapnya.

Setengah hari yang tersisa dari kegiatan capacity building, staf dari BI Kaltim, Hanita Fitriyani, Arya Kadrasyah, Rizky Fauzi, Dana Pranata, M Chardery, Dewi Nur dan Asri Hakiki, dimana dalam keseharian di Samarinda juga “ngurusi” wartawan, termasuk di WA Grup, memandu wartawan menengok desa budaya Kampung To’e Melo yang terletak di Desa Liang-Ndara, Sano Nggoang, Manggarai Barat, yang juga binaan BI.
Kampung To’e Melo, Kepala Perwakilan BI Kaltim, Ricky P Gozali disambut secara adat oleh tetua adat To’e Melo, Yoseph. Pak Yoseph berbicara dalam bahasa lokal, kemudian disahuti Pak Ricky dengan penterjemah Pak Marcel.
Di Desa Budaya To’e Melo kegiatan diawali di atas rumah tradisional dengan menyampaikan maksud kedatangan, makan sirih, dan sedikit minuman tradisional, sejenis tuak. Kemudian di akhir di lapangan dengan menyaksikan tarian Caci, menari bersama, minum kopi, teh dan makan pisang bersama.
Selama mengikuti Capacity Building, wartawan akhirnya juga mengetahui, di luar Kantor Pusat Bank Indonesia (BI), ada Kantor Perwakilan Dalam Negeri, yang lazim disebut dengan Perwakilan BI Provinsi. Di Kaltim ada Perwakilan BI Provinsi Kaltim berkedudukan di Samarinda dan dibantu oleh Kantor BI Balikpapan. BI juga mempunyai kantor perwakilan luar negeri, seperti di Bejing dan Tokyo.
Apakah tugas pokok dan fungsi BI yang ada di daerah hanya menyimpan dan menjaga persedian uang untuk kebutuhan daerah?. Ternyata tidak. Tugas pokok dan fungsi BI di daerah jauh lebih luas dari yang diperkirakan masyarakat umum.
Dalam kegiatan peningkatan capacity building wartawan yang diselenggarakan Perwakilan BI Provinsi Kaltim dan diikuti sebanyak 16 wartawan dari 16 media di Labuan Bajo, Senin dan Selasa (12-13/12/2022), Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Kaltim, Hendik Sudaryanto, memberikan penjelasan, tugas pokok BI Kaltim dan BI di kota Balikpapan ada 3.
“Pertama; merumuskan kebijakan ekonomi daerah. Kedua; meimplementasikan kebijakan ekonomi daerah. Ketiga; merumuskan dan meimplementasikan sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah,” kata Hendik didampingi Kepala Perwakilan BI Kaltim, Ricky P Gozali.
Sedangkan fungsi Perwakilan BI dalam garis besarnya, juga ada tiga. Pertama; fungsi advisory atau memberi advis kepada kepala daerah. Advis yang diberikan meliputi; asesmen dan rekomendasi terkait perekonomian, inflasi, dan kajian serta asesmen isu topikal, atau isu-isu terkini terkait ekonomi dan moneter.
Kemudian, lanjut Hendik, fungsi kedua Perwakilan BI di daerah adalah fungsi implementasi. Fungsi implementasi ini dalam prakteknya mengimplementasikan pengembangan UMKM dan Keuangan Syariah, koordinasi kegiatan TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah), koordinasi peningkatan kinerja investasi melalui RIRU (Regional Investor Relations Unit), menjalankan program sosial BI, dan melakukan survei perekonomian dan liaison korporasi, atau menjadi penghubung antar korporasi yang akan melakukan investasi.
Fungsi ketiga dari Perwakilan BI di daerah adalah merumuskan dan mengimplementasikan sistem pembayaran. Dalam pratiknya, misalnya melakukan perluasan elektronifikasi pembayaran di daerah, koordinasi kegiatan percepatan dan perluasan digitalisasi, pengawasan KUPVA BB ( Usaha Penukaran Valuta Asing (KUPVA Bukan Bank) atau mengawasi kegiatan jual dan beli uang kertas asing serta pembelian cek pelawat (Traveller’s Cheque). Selanjutnya, fungsi pengelolaan uang Rupiah, maksudnya memenuhi kebutuhan uang Rupiah masyarakat.
“Perwakilan BI di daerah menjalankan tugas pokok dan fungsinya tersebut dalam rangka menjadikan Bank Indonesia menjadi bank sentral terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional dan terbaik di antara negara emerging markets untuk Indonesia Maju. Mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah,” kata Hendik.
Kalau diuraikan, yakni untuk mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran Kebijakan Bank Indonesia. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan.
Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis lain. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui sinergi bauran Kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural Pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.
Kemudian, turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat daerah.
Selanjutnya, mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui penguatan organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal, serta peran internasional yang proaktif.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: BI Kaltim