Insentif Nakes Corona di Kabupaten Nunukan Juli – Desember 2020 Belum Dibayar

Ketua IDI Cabang Nunukan dr H. Budi Azis. (foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Sejak Pemerintah Indonesia mengumukan 2 orang WNI terkonformasi positif Covid-19 pada 2 Maret 2020, rasa ketakutan terpapar virus asal China ini menghantui penduduk di semua wilayah Indonesia.

Penularan Corona sepanjang satu tahun mencapai 1.379.662 (data 7 Maret 2021). Khusus untuk wilayah Kabupaten Nunukan, jumlah pasien positif 1.074 orang dengan kesembuhan sebanyak 1.005 atau 93,58 persen dan jumlah kematian 17 kasus.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Nunukan dr. H. Budi Azis mengatakan, satu tahun dilalui dan disibukan dengan membahas Corona, berbagai macam pengendalian dijalankan untuk memutus rantai penularan.

“Segala upaya dikerahkan mulai dari protokol kesehatan, aturan pembatasan aktivitas hingga program terbaru vaksinasi,” kata Budi Azis pada Niaga.Asia, Senin (08/03).

Diperingatan satu tahun Corona pula, dr Budi mengingatkan pemerintah pusat dan daerah memperhatikan insentif tenaga kesehatan (Nakes) yang sejak bulan Juli hingga Desember 2020 (enam bulan) belum diterima.

berita terkait:

Menkeu – Menkes Komitmen Percepat Pembayaran Insentif dan Santunan Tenaga Medis  COVID-19

Sedikitnya 100 orang lebih Nakes yang berjuang digaris depan berhadapan langsung dalam penanganan Corona di Nunukan, menunggu kepastian pencairan insentif yang terhenti bulan Juni 2020. Insentif untuk Nekes jadi catatan penting disamping insentif- insentif  yang lain, semoga bisa segera terbayarkan,” tuturnya.

Secara terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Nunukan Miskia menyebutkan, pembayaran intensif nakes terhitung Juli hingga Desember sisa tahun 2020 menunggu pergeseran atau refocusing APBD tahun 2021.

“Insenti Nakes pasti ada, cuma masih menunggu refocusing karena anggaran 2020 tidak cukup membayar,” terangnya.

Pembayaran insentif bersumber dari APBN. Akan tetapi, jika anggaran tidak mencukupi untuk membayar, pemerintah daerah dapat menganggarkan dari APBD sebagaimana Permendagri No 17 tahun 2020.

“Saya lupa berapa jumlah nakes penerima insentif, jumlahnya berubah-rubah setiap bulan tergantung laporan puskesmas dan rumah sakit,” bebernya.

Tingkat Penularan dapat Diatasi

Menurut Budi, upaya keras pemerintah pusat hingga daerah ini belum mampu menghentikan penularan. Dibeberapa daerah angka penularan masih cukup tinggi.

“Bersyukurlah kita hidup di Kabupaten Nunukan, yang tingkat penularannya dapat diatasi,” ujarnya.

Budi menyebutkan, penurunan angka penularan bisa dikarenakan dua hal yaitu, tracking yang mulai tidak dilaksanakan tim Satgas atau kasus memang menurun. Perlu diketahui, dampak penanggulangan dari pendemi Corona tidak hanya bisa dilihat dari penurunan kasus.

“Kurang tracking dan pengawasan bisa menyebabkan penularan Corona tidak terpantau,” sebutnya.

Terlebih saat ini, ada mutasi Corona jenis baru yang mulai merebak disejumlah negara. Artinya. perjuangan kita belum usai, Indonesia masih dihadapkan dengan jenis virus baru yang mungkin tidak kalah ganasnya.

Sebagai negara besar dengan jumlah penduduk cukup besar pula, pemerintah pusat, hingga tingkat provinsi dan kabupaten/kota perlu mempersiapkan kebutuhan obat dan alat pelindung diri (APD) yang cukup.

“Sekarang ada vaksin, program ini membantu meningkatkan kekebalan tubuh, tinggal bagaimana kita memperbaiki mekanisme vaksinasinya,” bebernya. (002)

Tag: