Iran Tembak Jatuh Pesawat Nirawak AS, Trump: Iran Buat ‘Kesalahan Besar’

aa

Iran “membuat kesalahan sangat besar” dengan menembak jatuh pesawat pengawas nirawak AS di Selat Hormuz, kata Presiden Donald Trump. (Hak atas foto Chip Somodevilla/Getty Image caption)

WASHINGTON DC, NIAGA.ASIA-Iran “membuat kesalahan sangat besar” dengan menembak jatuh pesawat pengawas nirawak AS di Selat Hormuz, kata Presiden Donald Trump. Namun, dia mengatakan kepada wartawan bahwa itu kemungkinan akibat kesalahan manusia, dengan mengatakan: “Saya merasa kesulitan memahami mengapa Iran secara sengaja menembak.”

Iran mengatakan pesawat tak berawak itu telah melanggar wilayah udara Iran, tetapi militer AS membantahnya. Insiden itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara. Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif mengatakan Iran akan mempermasalahkan tindakan AS yang disebutnya “melanggar batas wilayah kami” kepada PBB. “Kami tidak ingin perang, tetapi kami akan gigih mempertahankan wilayah udara, tanah, dan perairan kami,” katanya di Twitter.

Duta Besar Iran untuk PBB, Majid Takht Ravanchi mengatakan, pesawat nirawak itu jelas terlibat dalam operasi mata-mata dalam apa yang dia sebut sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional. Dalam suratnya kepada sekretaris jenderal PBB dan Dewan Keamanan, Ravanchi mengatakan Iran tidak menghendaki perang, tapi negara itu memiliki hak untuk mempertahankan wilayahnya dari tindakan bermusuhan.

Apa yang dikatakan Trump?

Berbicara di Gedung Putih, Trump mengatakan berdasarkan “dokumentasi yang ada” pesawat tak berawak itu terbang di atas perairan internasional dan bukan di wilayah udara Iran. “Saya pikir mungkin Iran melakukan kesalahan – saya membayangkan seorang jenderal atau seseorang yang membuat kesalahan dalam penembakan yang membuat pesawat itu jatuh,” katanya. Dalam jumpa pers, Trump mengatakan penembakan itu hanya dapat dilakukan “seseorang yang liar dan bodoh”.

Apa reaksi atas insiden itu?

Presiden Rusia, Vladimir Putin memperingatkan perang antara AS dan Iran akan menjadi “malapetaka dengan konsekuensi yang sulit diprediksi”. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mendesak semua pihak untuk menahan diri semaksimal mungkin.

Di Amerika Serikat, Ketua DPR Demokrat Nancy Pelosi mengatakan AS tidak memiliki keinginan untuk berperang dengan Iran, sementara kandidat utama untuk nominasi presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, menyebut strategi Trump terhadap Iran sebagai “bencana akibat tindakannya sendiri”.

Sementara, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir mengatakan kepada BBC bahwa negaranya sedang mencoba mengirim pesan kepada Iran bahwa perilakunya “tidak dapat diterima”. “Tidak ada yang mau memulai perang. Tapi kita tidak bisa membiarkan Iran marah seperti ini. Bukti keterlibatan Iran sangat meyakinkan. Mereka mengatakan mereka akan melakukannya, dan sekarang mereka melakukannya,” katanya.

Harga minyak telah melonjak sekitar 5% setelah insiden itu.

Apa yang terjadi pada hari Kamis?

Garda Revolusi Iran mengatakan angkatan udaranya telah menembak jatuh pesawat mata-mata tak berawak “AS” pada dini hari setelah pesawat itu melanggar wilayah udara Iran di dekat Kuhmobarak di provinsi Hormozgan. Dalam pidatonya di TV pemerintah Iran, Kepala Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, mengatakan bahwa penembakan pesawat itu merupakan “pesan yang jelas” kepada AS bahwa perbatasan Iran adalah “garis merah kami”.

Sementara, Menteri luar negeri Iran, Javad Zarif kemudian mengatakan Iran menembak jatuh pesawat nirawak militer AS karena berada “di perairan teritorial kami”. Dia menambahkan bahwa pesawat tersebut lepas landas dari UAE.  Iran merilis rekaman yang belum diverifikasi tentang apa yang dikatakannya sebagai pesawat tak berawak AS sedang dihancurkan.

Komando Pusat militer AS mengkonfirmasi bahwa pesawat AS Navy Broad Area Maritime Surveillance (BAMS-D) ditembak jatuh oleh rudal Iran ketika beroperasi di wilayah udara internasional yang disebutkan di Selat Hormuz. “Laporan Iran bahwa pesawat itu berada di wilayah udara Iran adalah palsu,” kata juru bicara Angkatan Laut, Kapten Bill Urban. “Ini adalah serangan tidak beralasan terhadap aset pengawasan AS di wilayah udara internasional,” tambahnya.

Letnan Jenderal Joseph Guastella, Komandan Komando Sentral Pasukan Udara AS, kemudian mengatakan pesawat itu telah beroperasi pada ketinggian tertentu dan berjarak sekitar 34 km dari titik terdekat di pantai Iran ketika ditembak jatuh.

BAMS-D adalah pesawat tanpa awak RQ-4A Global Hawk High-Altitude, Long, Endurance (HALE) yang dapat melakukan misi pengawasan dan pengintaian di wilayah laut dan pesisir yang luas, menurut militer AS.

Ketegangan AS-Iran

Pada Senin, departemen pertahanan AS mengatakan pihaknya mengerahkan 1.000 pasukan tambahan ke wilayah itu untuk menanggapi “perilaku bermusuhan” oleh militer Iran. Pihaknya sudah mengirim kapal induk dan pembom B-52. AS juga menuduh Iran menyerang dua kapal tanker minyak pada Kamis lalu di kawasan di luar Selat Hormuz, yaitu di Teluk Oman. Namun Iran menolak tuduhan itu.

Insiden serangan terhadap kapal tanker ini merupakan kedua kalinya dalam sebula di wilayah perairan yang dilewati kapal-kapal yang mengangkut seperlima minyak dunia setiap harinya. Pada Senin Iran juga mengumumkan akan melanggar batasan jumlah maksimal cadangan uranium yang diperkaya, yang diterapkan setelah dicapai perjanjian internasional pada 2015.

Badan tenaga atom Iran mengatakan mereka sudah meningkatkan produksi material tersebut dan pada 27 Juni dipastikan pembatasan kuota akan dilanggar. Iran meningkatkan produksinya sebagai tanggapan atas pengetatan sanksi ekonomi dari AS, yang secara sepihak menarik diri dari kesepakatan tahun lalu.

Sumber: BBC News Indonesia