Oleh: Dimas Dwi Achmad

Perang antara negara Israel dan Iran dikarenakan dugaan Israel terhadap Iran yang sedang merancang program senjata nuklir. Israel menjadi was-was, karena informasi ini berdasarkan laporan intelijennya sendiri. Israel juga menyangkut-pautkan dengan dukungan Iran terhadap Palestina yang belum lama ini juga di invasi oleh Israel.
Dari sinilah secara mengejutkan Israel mengirimkan serangan pertamanya berupa bom pada wilayah yang menjadi program nuklir di Iran terletak di Teheran. Serangan ini juga menargetkan sejumlah pemimpin militer Iran. Serangan Israel mengakibatkan beberapa petinggi militer Iran menjadi korban. Selain itu, Israel juga menargetkan beberapa wilayah lainya seperti “jantung” di Republik Islam Iran juga tak luput atas serangan yang digencarkan Israel.
Fasilitas senjata yang berada pada wilayah Iran bagian barat juga menjadi target sasaran, selain itu fasilitas energi yang berada pada bagian selatan iran terkena bom sasaran yang dilakukan oleh Israel. Salah satu ladang gas terbesar yang dimiliki oleh Iran yaitu South Pars juga terkena bom. Beberapa titik lokasi penting di Iran juga menjadi target yang dihancurkan oleh Israel.
Serangan yang digencarkan terus menerus oleh Israel mengakibatkan beberapa manufaktur pengayaan uranium iran mengalami kerusakan yang buruk, dan menimbulkan dampak kerugian di beberapa wilayah salah satunya daerah Natanz yang mengalami pemadaman listrik.
Pada hari Minggu tanggal 15 Juni 2025 Iran tak tingal diam dan mengirimkan serangan udara balasan kepada Israel yang masih menargetkan beberapa wilayah di Iran. Serangan balasan tersebut berupa rudal dan ratusan pesawat nirawak.
Konflik antara Iran-Israel ini menyita perhatian beberapa negara terutama Amerika Serikat (USA). Menurut Laraswati Ariadne Anwar dalam berita kompas.id, Amerika serikat turut menyerang Iran karena permintaan langsung perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu, menurutnya Iran tidak berhak mengembangkan Program Nuklir.
Hal ini keluar dari perundingan sebelumnya antara Iran dan Amerika Serikat yang membahas tentang tata kelola pengayaan nuklir, akan tetapi AS malah menyimpang dan ikut menyerang iran. Lantas dari permintaan tersebut pemerintah AS menyerang tiga fasilitas nuklir yang berada di Iran, seperti di wilayah Fordo, Ishafanz, dan Natanz.
Setelah AS menyerang wilayah tersebut, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menguggah pada sosial media resminya bahwa Iran tidak diperbolehkan memiliki senjata nuklir. Presiden Amerika juga menambahkan untuk tidak menyerang balik AS, karena ada lebih konsekuensi yang ditanggung Iran jikalau mereka berani untuk membalas serangan tersebut.
Setelah pernyataan tersebut dikeluarkan oleh AS, pemimpin tertinggi Iran yaitu Ayatalloh Ali Khameini mengecam dan menyatakan bahwa kini setiap warga negara Amerika Serikat serta personel militer diwilayah tersebut sah menjadi target sasaran, dilansir CNNindonesia.com.
Pemerintah Iran sebelumya sudah memperingatkan kepada Amerika Serikat untuk tidak terlibat antara konflik Israel-Iran, akan tetapi AS mengacuhkan peringatan tersebut. Belum ada kejelasan yang pasti dari kelanjutan antara konflik AS-Iran, maupun keterkaitan konflik antara AS-Iran karena ikut campur terhadap konflik Israel-Iran. Pemerintah Iran mengecam keras Amerika, ditambah dengan AS juga memusnahkan tiga fasilitas nuklir milik Iran.
Terpenting semoga konflik ini menemukan jalan tengah agar peperangan ini berhenti dan menemukan perdamaian negara-negara yang terlibat konflik dan wilayah negara sekitarnya juga menjadi aman tanpa ketegangan. Karena kalau perang ini masih tetap berlanjut dampak yang diakibatkan akan sangat berpengaruh buruk mulai dari perekonomian dunia menjadi tidak stabil dan sektor-sektor lainya.
*) Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang
Tag: Iran