
SEBATIK.NIAGA.ASIA – Bupati Nunukan, Irwan Sabri secara simbolis menyerahkan bantuan 9.000 bibit kakao, 1,5 ton pupuk jenis NPK, satu unit mesin giling padi, dan satu unit gudang benih padi untuk petani di Kecamatan Sebatik Timur.
“Saya tidak bisa serahkan langsung karena mesin giling dan gudang maupun pupuk terlalu banyak, jadi tidak mungkin dibawa kesini,” kata Irwan saat menghadiri penyerahan bantuan di kantor Desa Sei Nyamuk, Minggu (28/12/2025).
Bantuan sektor pertanian dan perkebunan ini merupakan bentuk janji dan perhatian pemerintah daerah, sekaligus mewujudkan program strategis Presiden RI Prabowo, dalam meningkatkan ketahanan pangan di semua daerah.
Bibit-bibit kakao bantuan ini diharapkan dapat tumbuh dan berkembang, sehingga nantinya dapat membantu perekonomian masyarakat, terutama para petani di perbatasan Indonesia pulau Sebatik.
“Tadi saya dengar sebelum ada kebun kelapa sawit, tanaman utama petani di pulau Sebatik adalah kakao, mudah-mudahan tanaman ini membawa manfaat besar,” tuturnya.
Irwan menerangkan, hampir satu tahun menjabat dan secara perlahan janji-janji politik memajukan Kabupaten Nunukan, telah direalisasikan sesuai kemampuan keuangan daerah dengan tetap memperhatikan skala prioritas.

Ke depan, Pemerintah Nunukan berjanji akan kembali menambah alokasi anggaran bantuan sektor pertanian, perkebunan dan kelautan yang selama ini menjadi andalan masyarakat di perbatasan pulau Sebatik.
“Kami pasti perhatikan kebutuhan masyarakat, terutama bagi petani agar nantinya taraf kehidupan mereka meningkat,” tuturnya.
Sejak menjabat Bupati Nunukan diawal 2025, Irwan dalam beberapa kesempatan menyatakan pemerintah daerah saat fokus terhadap sektor pertanian melalui berbagai program salah satunya bantuan alat mesin pertanian (Alsintan).
Bantuan-bantuan tersebut bertujuan untuk mencapai swasembada pangan yang lebih baik. Meskipun, Pemerintah Nunukan mengalami penyesuaian APBD karena program-program pembangunan telah dibahas oleh pemerintah sebelumnya.
“Saya minta lahan-lahan kosongnya kembali dimanfaatkan secara maksimal. Silahkan mau tanam kakao atau sawit ataupun pisang dan lainnya,” terang Irwan.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPP) Nunukan, Masniadi, menerangkan bantuan bibit kakao dari pemerintah tidak akan mengganggu atau mengalihkan petani sawit untuk menanam kakao di lahan kebunnya.
“Pemeritah tidak minta petani mengganti tanaman sawitnya. Bantuan bibit ini untuk petani yang masih mau bertahan mengelola kebun kakao,” sebutnya.
Meski lahan pertanian kakao di pulau Sebatik mulai berkurang berganti dengan perkebunan sawit, namun Sebatik memiliki sejarah panjang terhadap perkebunan kakao yang dulunya menjadi penopang hidup masyarakat.
Masih diminatinya tanaman kakao di pulau Sebatik, dihubungkan dengan harga jual yang masih tinggi, dimana harga pasaran di musim buah berkisar Rp 100 ribu per kilogram, sedangkan harga pasaran di angka Rp 60 sampai 70 ribu per kilogram.
“Kalaupun harga lagi jatuh paling di angka Rp 40.000 sampai Rp 50.000 per kilogram, jadi secara ekonomi masih sangat bagus untuk dikembangkan,” ucapnya.
Penulis: Budi Anshori | Editor: Intoniswan
Tag: Pertanian