Isran Noor Ungkap Modal Awal Suaranya di Pilgub Kaltim 216.000

aa
H Isran Noor. (Foto Intoniswan)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Gubernur Kaltim Periode 2018-2023, H Isran Noor mengungkap modal awal suaranya di Pilgub Kaltim 2018 sebelum maju menjadi calon gubernur sebanyak 216.000 suara. Suara tersebut berasal dari hasil kerja yang dikoordinir oleh H Ambo Dale melalui jajak pendapat terseleksi dan terbatas dari kalangan tokoh agama yang keseharian hidupnya sudah menyatu dengan sajadah.

Hal itu diungkap Isran Noor saat memberikan sambutan setelah menjadi saksi  Agus Hari Kesuma, Yunus Nusi, dan Elyansyah Kasthan menandatangi deklarasi bersatu dan laporan Ketua Panitia Deklarasi KNPI Kaltim Bersatu, H Muslimin di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernuran Kaltim, Sabtu (12/1).

Perolehan suara sah keempat paslon gubernur Kaltim setelah pemungutan suara dilaksanakan 27 Juni 2018 adalah H Isran Noor-H Hadi Mulyadi memperoleh suara terbanyak 417.711 suara, H Andi Soyan Hasdam-H Rizal Effendi 228.166 suara, H Syaharie Jaang-H AWang Ferdian Hidayat  302.987 suara, dan H Rusmadi-H Syarifuddin sebanyak 324.226 suara. Isran-Hadi dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim Periode 2018-2023 tanggal 1 Oktober 2018 oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta.

Menurut Isran, awal tahun 2017, dirinya tak pernah berpikir maju sebagai calon gubernur Kaltim. Kemudian pertengahan tahun 2017, dia diundang sejumlah tokoh agama yang juga pengurus MUI (Majelis Ulama Indonesia) Kaltim ke pertemuan yang dilaksanakan di Hotel Bumi Senyiur. “Saya hadir,” katanya.

Dalam pertemuan itu, cerita Isran, dia didaulat untuk maju sebagai calon gubernur. Meski yang mendaulat untuk maju adalah tokoh agama plus pengurus MUI Kaltim, dia tak lantas meng-iyakan sebab, saat itu sudah muncul sejumlah nama sebagai calon gubernur Kaltim, seperti Rita Widyasari, H Syaharie Jaang, dan H Andi Sofyan Hasdam. “Saya belum mengiyakan, juga karena faktor, dukungan dari suatu organisasi belum tentu juga dukungan dari semua orang diorganiasi tersebut, dan begitu juga sebaliknya,” kata Isran.

Tak lama berselang, dirinya kembali diundang tokoh-tokoh agama yang sama dan mebali meminta dirinya maju sebagai calon gubernur. Dalam pertemuan kedua tersebut, lanjut Isran, dia menyanggupi dengan syarat. Syaratnya dilakukan dulu jajak pendapat terseleksi, terbatas, dan terverifikasi. Akhirnya, urusan jajak pendapat dikoordinir oleh H Ambo Dale.

“Hasil jajak pendapat menunjukkan perolehan suara sudah ditangan, atau modal awal untuk maju sebagai calon sudah ada 26.000,” ungkapnya. Kemudian, setelah itu dikomunikasi, sehingga kemudian dirinya berpasangan dengan H Hadi Mulyadi sebagai calon wakil gubernur, sedangkan partai pengusung Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Amanat Nasional.

Menurut Isran, modal awal suara sebanyak 216.000 diyakininya tidak akan lari saat pemungutan suara sebab berasal dari tokoh agama yang kehidupan sehari-harinya sudah menyatu dengan sajadah (ibadah), dan perilaku hidupnya sudah sangat teratur dan baik, dan masih mau bergerak menambah suara. “Itulah yang meyakinan saya maju dan kemudian menang,” ujarnya.

Masih banyak yang harus dikerjakan

                Dalam kesempatan itu Isran juga menegaskan, dia akan berusaha bekerja keras, bekerja ikhlas, dan bekerja cerdas untuk kemajuan Kaltim sebab, masih banyak yang harus dikerjakan, sedangkan kondisi keuangan pemerintah daerah terbatas dan problem yang harus diatasi cukup banyak, misalnya masyarakat miskin masih banyak di sekitar lokasi perusaan yang mengekploitasi sumber daya alam Kaltim, belum lagi kerusakan lingkungan yang sudah akut.

“Untuk mengejar ketertinggalan perlu uang. Uang (batubara) setiap hari melintas di sungai Mahakam, setiap hari ponton pengangkut batubara melintas berpuluh-puluh ponton, tapi kita hanya kebagian 13,5% dari uang batubara,” kata Isran yang sempat menugaskan stafnya menghitung ponton batubara melewati jembatan Mahakam dalam 24 jam.

Menurut Isran, dana CSR (Corporate Social Responsibility) yang diberikan perusahaan tambang batubara juga tidak jelas besarannya. PT KPC yang memproduksi batubara 70 juta metrik ton hanya mengeluarkan CSR dalam setahun 5 juta USD, sedangkan PT Berau Coal yang produksinya lebih kecil dari KPC mau mengeluarkan CSR 16 juta USD. “Perusahaan batubara lainnya, seperti Kideco, Indominco, dan lainnya belum selesai dikumpulkan datanya,” kata gubernur. “Kalau ada aturan yang jelas soal CSR ini, dananya bisa mengatasi kemiskinan, sehingga dana APBD bisa digunakan untuk membangun yang lain,” tambahnya.

Isran juga menegaskan, dia sudah bicara dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tidak lagi menyediakan dana dari APBD Kaltim untuk jalan tol Balikpapan-Samarinda. Kemudian juga bicara dengan Menteri Perhubungan dan mengatakan tidak ada lagi dana dari APBD Kaltim untuk perpanjangan landasan pacu Bandara APT Pranoto. “Alhamdulillah, untuk keperluan jalan tol dan bandara disanggupi Menteri PUPR dan Menhub dananya dari APBN,” katanya.

Gubernur juga mengungkapkan telah menemui Wakil Presiden, H Jusuf Kalla, sekaligus minta bantuan dana yang diperlukan menormalisasi Sungai Karang Mumus dari APBN. Satu-satunya kunci mengatasi banjir di Samarinda dengan menormalisasi Sungai Karang Mumus. “Kita tidak mungkin meniadakan banjir, tapi mengurangi agar dampak seburuk sekarang, saya rasa bisa dengan menormalisasi Sungai Karang Mumus,” ujar Isran. (001)