Isu Campuran Air Asin di Proyek Jalan Semangko Bukan Unsur Kesengajaan, 20 Meter Dibongkar dan Sudah Diperbaiki

Sejumlah pekerja memperbaiki talud jalan di Desa Semangko, Kukar. Dinas PUPR-PERA Kaltim memastikan 20 meter pekerjaan yang sempat bermasalah sudah dibongkar dan diganti sesuai standar. (Dinas PUPR Kaltim/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Dinas PUPR-PERA Kalimantan Timur (Kaltim) buka suara soal dugaan penggunaan air asin dalam campuran semen pada proyek jalan provinsi di Desa Semangko, Kecamatan Marangkayu, Kutai Kartanegara.

Ditemui Niaga.Asia di Ruang Kerjanya, Kantor Dinas PUPR-PERA Kaltim jalan Tengkawang Samarinda, Kamis (28/8), Kepala Dinas PUPR-PERA Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda, memastikan persoalan itu telah ditangani sejak awal dan tidak menyisakan pekerjaan yang bermasalah.

Menurut Fitra, dugaan penggunaan air asin dalam proyek tersebut bukan kesengajaan ataupun ingin mencari keuntungan. Melainkan akibat ketidaktahuan para pekerja lapangan yang menggunakan sumur setempat.

“Awalnya mereka pakai air sumur, karena baru kerja di sana dan tidak tahu kalau sumur itu sudah terintrusi air laut saat pasang surut. Ternyata kualitas airnya kurang bagus. Begitu ketahuan, langsung pindah menggunakan air dari PDAM,” ujarnya.

Dari total 2.700 meter pekerjaan pasangan batu (talud pelebaran jalan), hanya sekitar 20 meter yang sempat menggunakan air sumur dengan kualitas tidak layak. Ia menegaskan, bahwa bagian tersebut sudah dibongkar dan diperbaiki secepatnya.

“Dari ribuan meter pekerjaan, cuma 20 meter yang memang terlanjur pakai air sumur. Itu pun langsung dibongkar dan sudah diperbaiki. Sekarang semua pekerjaan sudah sesuai standar,” jelasnya.

Perbaikan dilakukan pada 11 Agustus 2025, sehari setelah Anggota DPRD Provinsi Kaltim, Baharuddin Demmu, melakukan kunjungan lapangan dan menyoroti isu penggunaan air asin dalam proyek tersebut.

Ditegaskannya, perbaikan ini tidak menambah beban anggaran pemerintah. Namun, semua ditanggung oleh kontraktor pelaksana, yakni PT Imanuel Karya Perkasa. Mengapa, karena proyek masih dalam masa pelaksanaan dan pemeliharaan.

“Enggak ada anggaran baru. Itu tanggung jawab kontraktor. Dalam satu hari selesai diperbaiki,” terangnya.

Pekerjaan yang masuk Paket Rekonstruksi Jalan Muara Badak – Batas Bontang 2 saat ini sudah mencapai progress sekitar 1.050 meter dari total rencana 2.700 meter. Ia menuturkan bahwa seluruh pekerjaan pasangan batu ini, selanjutnya akan dipastikan menggunakan air PDAM yang diangkut dengan tangki.

“Kontraktor sekarang pakai air PDAM agar mutu pekerjaan tetap terjaga sesuai standar. Semua pekerjaan ke depan akan diawasi lebih ketat,” tegasnya.

Fitra menjelaskan bahwa kualitas infrastruktur sangat ditentukan oleh standar teknis yang telah ditetapkan, termasuk penggunaan air bersih dalam campuran semen.

“Air tidak boleh sembarangan, harus bersih. Kalau airnya tercemar, apalagi asin, tentu kualitasnya akan terganggu. Standarnya sudah jelas ditetapkan dan wajib dipatuhi,” pungkasnya.

Dengan penjelasan ini, Dinas PUPR Kaltim menegaskan bahwa kualitas proyek tetap menjadi prioritas, dan pengawasan lapangan akan terus ditingkatkan untuk mencegah terulangnya hal serupa.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan

Tag: