Jaang: Pagar Taman Odah Bekesah Jangan Dipakai untuk  Jemuran

Taman Odah Bekesah di Jalan Perniagaan Samarinda. (Foto Istimewa)

SAMARINDA. NIAGA.ASIA-Kini Kota Samarinda memiliki ikon baru Taman Odah Bekesah. Kawasan seluas 2.400 meter persegi di Jalan Perniagaan yang dibelah Sungai Karang Mumus telah disulap menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Melalui program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) garapan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Untuk itu Walikota Samarinda ini meminta kepada warga sekitar agar bisa ikut bersama menjaga taman dan sarana yang telah tersedia saat ini.

“Saya minta tolong jangan dicoret-coret temboknya dan pagarnya jangan dipakai untuk jemuran pakaian. Kalau bisa manfaatkan balai pertemuan outdoor yang ada untuk aktifitas yang positif bagi anak-anak muda disini, seperti pentas seni teater atau pun musik,” saran Jaang yang akan berakhir jabatannya 17 Februari bulan depan.

Walikota Syaharie Jaang yang berkesempatan melaunching taman itu, Selasa (19/1/2021) menyampaikan terima kasihnya kepada Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan Timur dan Balai Wilayah Sungai yang telah merealisasikan program Kota Tanpa Kumuh di sepanjang Sungai Karang Mumus khususnya di segmen Perniagaan.

Walikota Syaharie Jaang launching Taman Odah Bekesah, Selasa (19/1/2021)

Wakil Walikota bercerita untuk memuluskan program tadi melalui perjalanan yang cukup panjang hingga akhirnya taman tadi bisa terwujud, termasuk dirinya diminta untuk mempresentasikan agar dampak sosial tak menjadi masalah di belakang hari setelah proyek tadi berjalan.

“Salah satunya Bank Dunia yang waktu itu minta Pemkot harus bisa meyakinkan jika masalah sosial tidak timbul di kemudian hari. Tapi Alhamdulillah berkat komunikasi yang baik bersama warga hingga akhirnya tidak ada konflik saat aktifitas relokasi. Oleh itu dalam kesempatan ini saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada warga yang pernah bermukim disini yang telah bersedia pindah dalam mendukung program Pemerintah,” ucap Jaang.

Ia menambahkan jika program mempercantik Sungai Karang Mumus masih jauh belum selesai dan terus berkelanjutan. Termasuk diantaranya membersihkan bangunan yang ada di segmen Pasar Segiri dan Ruhui Rahayu yang masih menyisakan sedikit lagi untuk dirapikan.

Untuk itu ia berharap program Kotaku dari Kementrian PUPR tadi bisa berperan kembali ketahap berikutnya, karena  membangun Kota Samarinda tidak bisa dilakukan sendiri tanpa kerjasama antara Pemerintah Provinsi dan Pusat.

“Sebab itu saya sangat bersyukur sekali atas dukungan Pemerintah pusat yang telah berperan ikut membangun Samarinda. Jadi untuk masalah pemeliharaannya nanti sudah menjadi tanggung jawab kami untuk menjaganya berdasarkan SOP yang nantinya di bawah pengawasan DLH,” urai Jaang.

Sementara, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan Timur, Sandi Eko Purnomo menambahkan jika serah terima pengelola taman tadi ke Pemerintah Kota disesuaikan berdasar SOP yang telah disepakati.

Dimana kata dia apabila dalam masa pemeliharaan ada taman yang rusak masih dalam tanggu jawab Balai Prasarama Permukiman Wilayah Kaltim.

“Tapi beda halnya jika ada bola lampu taman yang pecah dan pagar taman yang hilang, maka menjadi tanggung jawab pengelola dalam hal ini DLH,” pungkasnya.(*/001)

Tag: