Jaang Resmikan Masjid Baiturrahman di Lombok yang Ambruk Usai Gempa di 2018

Wali Kota Syaharie Jaang saat meresmikan Masjid Baiturrahman usai dibangun kembali pascagempa Lombok, Selasa (17/11). (Foto : Diskominfo)

LOMBOK.NIAGA.ASIA – Masjid Baiturrahman dan Asrama Santri Pondok Pesantren Al-Islah, di Desa Dopang Kecamatan Gunung Sari Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), diresmikan bersama Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang dan Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid, Selasa (17/11).

Terbangunnya masjid dan asrama santri itu, merupakan kontribusi besar dari sumbangan warga Samarinda, yang digalang Pemkot Samarinda, melalui Dompet Peduli Bencana sewaktu gempa tahun 2018 lalu. Nominalnya, Rp 400 juta, dan diserahkan langsung ke lokasi gempa.

“Akhirnya kita hari ini bisa bersilaturahmi dalam rangka tujuan dan niat baik. Meresmikan masjid dan asrama santri yang dulu hancur karena musibah gempa. Tentunya juga, bentuk pertanggungjawaban bahwa uang warga Samarinda yang kami himpun bentuknya menjadi bangunan yang hari ini diresmikan,” kata Jaang, yang dalam kesempatan itu juga didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Samarinda Sugeng Chairuddin, dikutip Niaga Asia dari keterangan tertulis Diskominfo Kota Samarinda.

Jaang mengemukakan, pada Februari awal tahun lalu juga meresmikan masjid bantuan warga Samarinda di Palu, Sulawesi Tengah yang juga dilanda musibah. Yaitu, Masjid Al-Ihsan di Jalan Tambarate Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga.

“Setiap ada musibah, saya memulai dan menginstruksikan yang utama di jajaran kami. Kemudian di sekolah-sekolah, barulah masyarakat. Kami membuka Dompet Samarinda Peduli, sehingga menjadi satu pintu dan lebih terarah bantuannya. Kami merasa bangga dan haru begitu besar kepedulian warga Samarinda, setiap musibah selalu kompak membantu,” ungkap Jaang.

Menurutnya, warga Samarinda tanpa membedakan suku, agama dan latar belakang, bahu-membahu mengumpulkan bantuan dengan berbagai cara.

“Bukan baru di Lombok dan Palu saja, beberapa musibah kita juga melakukan hal yang sama meringankan saudara kita yang tertimpa musibah. Baik di Aceh, Padang maupun Jogja,” kata Jaang.

Lebih Baik Membantu Daripada Dibantu

“Artinya mudah-mudahan Kalimantan, khususnya Kota Samarinda dijauhkan dari bencana alam. Kebetulan Kalimantan tidak ada gunung berapi, sehingga dampak gempa bumi dan tsunami sangat sedikit. Semoga tidak ada lagi musibah,” harap Jaang.

Jaang juga minta didoakan masyarakat Lombok Barat, agar warga Kota Samarinda cepat pulih kembali dari wabah Covid-19. Sebab, di Samarinda masih ada 3 kecamatan yang kini berada di zona merah.

Melihat dari pembangunan masjidnya belum 100 persen selesai, Wali Kota bersama jajaran berkomitmen untuk membantu menyelesaikan terutama pintu, plafon dan pengecatan sekembalinya dari Lombok.

Dalam kesempatan itu, Bupati Lombok Barat menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Wali Kota Samarinda bersama jajaran, dan seluruh warga Samarinda, yang telah membantu dalam membangun kembali gedung Pondok Pesantren yang ambruk akibat gempa tahun 2018 lalu.

Sementara itu Pimpinan Ponpes Al-Islah, TGH Zakaria mengatakan, Ponpes yang berdiri sejak tahun 1978 ini, bangunannya habis runtuh akibat gempa bumi yang melanda Lombok.

“Alhamdulillah berkat bantuan semua para dermawan, kami bisa membangun kembali,” beber Zakaria.

Adapun beberapa donatur instansi pemerintah seperti PMI Jakarta, Kementerian PUPR, Matahari Sakti Group Surabaya, warga Samarinda melalui Dompet Samarinda Peduli dan BPKH Jakarta datang langsung menyalurkan bantuan. (006)

 

Tag: