Jadi Mitra Binaan Pupuk Kaltim, Mudahkan Nafsiah Peroleh Modal Usaha

aa
Usaha Kecil dan Mikro di bidang makanan ringan, Nafsiah binaan PT Pupuk Kaltim. (Foto Humas PT PKT)

BONTANG.NIAGA.ASIA-Program pembinaan usaha kecil dan menengah (UKM) di Kota Bontang, merupakan salah satu komitmen yang dilaksanakan Pupuk Kaltim secara berkesinambungan. Sejak bergulir tahun 1989, pengembangan usaha masyarakat yang tergabung dalam mitra binaan Pupuk Kaltim, pun menampakkan hasil dengan munculnya wirausaha baru pada berbagai sektor.

Salah satu yang telah merasakan program tersebut yakni Nafsiah (49), pengusaha amplang khas Bontang dengan merek dagang AIKO. Dirinya menyebut perkembangan usaha yang Ia rintis sejak 2011 lalu, dimana para awal Ia hanya memenuhi pesanan keluarga dan beberapa kolega, amplang AIKO kini berkat bantuan dana CSR PT Pupuk Kaltim telah berhasil merambah pasar Kota Bontang, Samarinda, dan Balikpapan.

Hari Konservasi Alam Nasional 2018, PKT Reintroduksi 1000 Pohon Anggrek Hitam

Airlangga Hartarto di PKT: Indonesia Menuju Negara Industri Terbesar di Dunia

Menteri BUMN Lepas Kapal Ekspor Pupuk 25.100 Ton di Bontang

“Banyak yang tanya kok bisa cepat maju, apa resepnya. Saya jawab saja karena Pupuk Kaltim, karena memang begitu kenyataannya,” ujar dia, saat ditemui Rabu (19/9) siang di kediamannya, Jalan Kapal Selam 3 RT 14 Kelurahan Loktuan Bontang Utara. Dengan produksi mencapai 200 – 250 Kilogram dalam satu bulan, kini Nafsiah mampu meraup omzet antara Rp 18 Juta hingga Rp 22 Juta, dengan satu kilogram dihargai Rp 90 Ribu.

Diceritakan Nafsiah, pembinaan Pupuk Kaltim diawali pengajuan pinjaman modal usaha periode pertama tahun 2012, atau setahun sejak ia menekuni usaha amplang. Itu pun karena dorongan tim CSR Pupuk Kaltim yang datang dan menawarkan pembinaan padanya.

aa
Nafsiah dengan produk makanannya yang sudah dipacking secara modern. (Foto Humas PT PKT)

Persyaratan bantuan modal usaha pun dinilai Nafsiah cukup mudah, dengan proses pengurusan yang relatif cepat. Bahkan ia turut dibantu tim CSR Pupuk Kaltim, hingga mendapat kucuran modal Rp 20 Juta di periode pertama. ” Saya sama sekali tidak mengalami kesulitan. Mulai ambil formulir, kelengkapan persyaratan hingga pengajuan. Setelah itu disurvei dan tidak sampai sebulan sudah cair,” terang dia.

Sejak saat itu usaha amplang Nafsiah mulai menampakkan hasil siginifikan. Apalagi pembinaan Pupuk Kaltim tak hanya modal usaha dengan bunga rendah, namun juga alokasi bantuan hibah untuk perangkat dan fasilitas penunjang. Hingga pendampingan pemasaran serta promosi. “Paling saya ingat, kami diikutkan expo di berbagai daerah dan promosi di media massa. Dan sejak itu mulai banyak yang kenal amplang Aiko,” lanjut dia.

Sementara itu, Bantuan modal usaha bagi pelaku UKM menurut Superintendent Kemitraan dan Bina Lingkungan Departemen CSR Pupuk Kaltim Udiyanto, menjadi salah satu fokus perhatian perusahaan dalam pemberdayaan masyarakat. Dirinya menyebut Pupuk Kaltim akan mengakomodir pengajuan bantuan usaha dari calon mitra binaan, selama memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

Syarat pun terbilang mudah, dan tidak memberatkan calon mitra binaan. Diantaranya wajib memiliki usaha yang jelas, dibuktikan secara fisik dan dokumentasi berdasarkan survei tim CSR di lapangan. Selanjutnya status kepemilikan usaha jelas, serta jaminan atas nama pribadi. “Setelah itu tinggal isi formulir pengajuan. Syarat jaminan diberikan agar mitra binaan lebih terdorong untuk pengembangan usaha, karena bantuan modal sifatnya dana bergulir yang dialokasikan kembali di periode selanjutnya,” papar Udiyanto.

Dengan bunga rendah 3 persen, juga dimaksudkan untuk mengakomodir pelaku usaha yang belum memenuhi syarat pinjaman ke perbankan. Agar tetap mampu mengembangkan usaha dengan baik, guna peningkatan ekonomi dan kesejahteraan.  “Kemudahan ini yang kami tawarkan sebagai wujud kepedulian perusahaan bagi usaha kecil dan menengah. Terutama usaha yang tidak memiliki modal, tapi punya semangat tinggi untuk tumbuh dan berkembang, ini merupakan wujud nyata kepedulian Pupuk Kaltim dalam pemberdayaan masyarakat agar lebih mandiri dan maju,” tutup Udiyanto. (adv)