Jaga Perbatasan, 450 Prajurit Dikirim ke 52 Pos Pamtas RI-Malaysia

pangdam
Pangdam VI/Mulawarman (Mlw) Mayjen TNI Subianto mengecek langsung kesiapan persenjataan dan prajurit yang akan ditugaskan menjaga keamanan di wilayah Indonesia-Malaysia di Mako Batalyon 613/Raja Alam, Tarakan, Kaltara. (Foto: Penrem 091/ASN)

TARAKAN.NIAGA.ASIA- Pangdam VI/Mulawarman (Mlw) Mayjen TNI Subianto di Mako Batalyon 613/Raja Alam, Tarakan, Kaltara mengecek langsung  personil prajurit termasuk persenjataan yang akan digunakan selama menjalankan tugas pengamanan di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia.

“Pengecekan dilakukan dalam rangka menyongsong persiapan tugas operasi pengamanan perbantuan (PAMTAS) RI-Malaysia untuk menggantikan Yonif 141/Aji,” kata  Pangdam VI/Mulawarman (Mlw) Mayjen TNI Subianto didampingi Danrem 091/Asn Brigjen TNI Irham Waroihan,  Asops Kasdam, Asintel Kasdam, para Kasi Korem 091 ASN, Dansat dan Kabalak wilayah Tarakan, Selasa (3/7).

Prajurit Yonif 613 Raider Raja Alam sebanyak 450 orang akan di tempatkan di 52 pos-pos pengamanan daerah perbatasan di Kabupaten Nunukan. Para prajurit ini akan disebar di beberapa pos pamtas (pengamanan perbatasan) untuk menjaga pengamanan di lintas batas di daerah perbatasan.

Setelah melakukan pengecekan, Pangdam menegaskan bahwa  kesiapan prajurit dan perlengkapannya tidak ada masalah.  Namun di dalam tugas ini, tentunya kesiapan personel prajurit sangat dibutuhkan. “Saat bertugas di perbatasan,  prajurit tidak hanya melakukan pengamaman perbatasan, namun juga ada tugas-tugas lainnya. Misalnya membantu kesejahteraan masyarakat, yakni mengajar di beberapa sekolah di perbatasan, termasuk membantu kesehatan masyarakat,” ujar Subianto.

Dikatakan pula, 450 prajurit TNI AD yang akan ditugaskan menjaga keamanan di daerah perbatasan Provinsi Kaltara tidak hanya berasal dari Batalyaon 613 Raja Alam, tapi juga dari Batalyon 144 yang akan bertugas di Malinau dan Mahulu.  Para prajurit dari dua batalyon disebar di 52 pos pamtas.  Untuk menuju 52 pos pamtas, sebanyak 450 prajurit TNI AD akan menggunakan transportasi udara dan laut.

Menurut Pangdam, ada 5 pos pengamanan perbatasan yang wilayahnya membutuhkan tenaga pengajar dan tim medis. Pasalnya di daerah tersebut memiliki puskesmas, namun tidak ada dokter yang membantu.  Oleh karena itu prajurit TNI AD ini harus membantu masyarakat. “Di tugas ini prajurit kita juga akan membawa obat-obatan, selain untuk prajurit sendiri juga untuk masyarakat yang ada di sekitar pos pamtas. Untuk obat-obatan bagi masyarakat kita juga akan minta bantuan dengan pemerintah daerah,” ucapnya.

Pangdam VI/Mlw juga menekan pelaksanakan Tugas Pamtas dititik beratkan pada pencegahan berbagai hal-hal yang terjadi permasalahan diperbatasan seperti penyelundupan barang ilegal, Ilegal Loging, Mining dan terutama pencegahan penyelundupan Narkoba yang menggunakan jalur perbatasan. karena Narkoba merupakan kejahatan luar biasa yang perlu menjadi perhatian kita bersama untuk mencegah peredaran Narkoba di Indonesia. (001)