Jalan Kolektor Tidak Memadai, Mahkota II Tertutup bagi Kendaraan Besar

mahkota
Jembatan Achmad Amis (Mahkota 2)  untuk sementara hanya diperbolehkan dilintasi kendaraan kecil.

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Jalan kolektor dari dan ke jembatan Mahkota II atau Jembatan Achmad Amins tidak memadai. Dari itu, meski jembatan tersebut nanti memperoleh sertifikat layak fungsi untuk kendaraan besar, tetap ditutup bagi kendaraan besar.

“Sudah kita perhitungkan, kalau jembatan dibuka untuk kendaraan besar, roda 6 atau lebih, jalan kolektor yang ada tak mampu menampung arus kendaraan dari jembatan menuju Sungai Dama atau Selili,” kata Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Samarinda, V Hari Prabowo menjawab Niaga.asia, Kamis (22/02).

Setelah kendaraan besar turun dari jembatan di sisi Sungai Kapih, masuk ke Jalan Kapten Sujono. Hingga Jalan Kapten Sujono tidak ada masalah, karena jalan tersebut sudah masuk klasifikasi arteri primer, lebar dan dua jalur, 4 lajur. Tapi untuk selanjutnya, kalau kendaraan besar masuk kota, lebar jalan kolektor tidak memadai.

Menurut Hari, jalan kolektor yang tidak memadai lebarnya menampung arus kendaraan besar dari jembatan adalah Jalan Sejati lebarnya hanya antara 5 meter, Jalan Lumbalumba yang termasuk jalan lingkungan lebarnya cuma 3,5 meter. Kemudian jalan yang melintas di perumahan Ariesco lebarnya 4 meter. Jalan Sultan Sulaiman lumayan lebar, yakni 7 meter, tapi untuk dua arah tetap tak memadai.

Jembatan Mahkota II Hanya untuk Kendaraan Kecil?

Permasalahan lain dari jalan kolektor ke dan dari jembatan Mahkota II adalah, selain kurang lebar, daya dukung jalan kalau dilintasi kendaraan roda 6 lebih, dengan muatan beratnya bisa 10 ton lebih, juga tidak memadai. “Oleh sebab itu, portal yang ada di Mahkota II tetap dipertahankan untuk membatasi kendaraan, hanya kendaran suv (keluarga) atau roda 4 dan motor yang boleh lewat,” ungkap Hari lagi.

Apa bila portal di jembatan dibuka sehingga kendaraan besar bisa melintas, dampaknya akan sangat parah dan panjang, apa lagi selepas dari bekas Jalan Sultan Sulaiman (GP), badan jalan mengecil. “Sekarang ini saja, kendaraan roda 2 yang dari jembatan dibagi Jalan Sultan Sulaiman dan ke Lumbalumba, pada pagi dan sore sangat padat,” katanya.

Dikatakan pula, tahun lalu ada wacana dari Pemkot Samarinda membuat jalan tembus dari Jalan Sultan Sulaiman ke Jalan Lumbalumba, atau keluarnya dekat jembatan satu, dengan maksud memecah arus kendaraan hingga tak menumpuk di Pasar Sungai Dama, atau Jalan Otto Iskandardinata, tapi, sepertinya belum bisa direalisir tahun ini. Dengan demikian, yang idela untuk sekarang, hanya kendaraan kecil yang keluar dan masuk dari jembatan Mahkota II. (002)