Januari 2025 OJK Mulai jadi Pengawas Perdagangan Aset Kripto

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Pengalihan kewenangan pengaturan dan pengawasan perdagangan aset kripto dalam peralihan dari Badan  Pengawas  Perdagangan  Berjangka  Komoditi  (Bappebti) ke Bappeti Ke Otoritas  Jasa  Keuangan (OJK) dimulai Januari 2025.

“Peralihan  kewenangan  pengaturan  dan  pengawasan perdagangan  aset  kripto  dari  Bappebti  ke  Otoritas  Jasa  Keuangan  (OJK)  sebagai  amanat  UU  No 4/2023  (UU  P2SK) ini jadi prioritas juga,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Badan  Pengawas  Perdagangan  Berjangka  Komoditi (Bappebti) Kasan dalam siaran persnya, Selasa (7/5/2024).

“Pengalihan  akan  dilakukan  pada  Januari  2025  mendatang  dan  harus  berjalan lancar sesuai ketentuan,” ujarnya.

Fokus ekosistem aset  kripto lainnya, kata Kasan, adalah  penerapan  prinsip Know  Your  Customers (KYC)  pada  perdagangan  aset  kripto sehingga tidak menjadi sarana pencucian uang, tidak menjadi pendanaan terorisme dalam rangka penguatan Anti Pencucian uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Indonesia, dan mengutamakan perlindungan  masyarakat  serta  kepastian  berusaha  bagi  pelaku  industri.

“Memperkuat inklusi dan literasi aset kripto dengan bahasa yang mudah dipahami dan jangan memberikan janji keuntungan, juga jadi fokus ekosistem aset kripto,” tambahnya.

Sedangkan Sekretaris   Bappebti, Olvy   Andrianita   menambahkan,   Bappebti   terus   berperan   aktif   dalam memerangi  tindak  pidana  pencucian  uang  dan  pendanaan  terorisme  di  bidang  Perdagangan Berjangka  Komoditi  khususnya  di  aset  kripto.

“Selain  itu,  seluruh  kementerian/lembaga  terkait wajib   melakukan   langkah   mitigasi   risiko   dan   penyusunan   program   kerja   APU   PPT   terkait perdagangan aset kripto,” paparnya.

Dalam  forum  internasional,  Bappebti  aktif  mendorong  dan  berkontribusi  dalam  terwujudnya Indonesia  menjadi  anggota  penuh  Financial  Action  Task  Forces  (FATF).

“Selaras  dengan  arahan Presiden  RI  pada  Presidential  Lecturer  pada  Peringatan  K-22  Gerakan  Nasional  APU  PPT,  hal  ini harus  menjadi  momentum  untuk  terus  meningkatkan  komitmen  pencegahan  dan  pemberantasan tindak pidana pencucian uang (TPPU),” pungkas Olvy.

Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan

Tag: