Jepang Buka Kunjungan Turis Bersyarat

Pengunjung mengenakan masker pelindung di kuil shinto Fushimi Inari Taisha di Kyoto, Jepang 13 Maret 2020. (REUTERS/Edgard Garrido)

TOKYO.NIAGA.ASIA — Turis asing yang mengunjungi Jepang akan diminta untuk mengenakan masker, mengambil asuransi kesehatan swasta dan didampingi selama mereka tinggal.

Pernyataan itu disampaikan pemerintah setempat pada hari Selasa (7/6), saat merencanakan pembukaan bertahap dari pembatasan yang berlangsung dua tahun di tengah pandemi COVID-19.

Hanya pengunjung dengan paket wisata yang akan diizinkan masuk selama fase pertama pembukaan kembali yang dimulai 10 Juni, kata Badan Pariwisata Jepang (JTA). JTA menambahkan bahwa pemandu agen perjalanan yang menemani pengunjung harus memastikan mereka mengenakan masker.

“Pemandu wisata harus sering mengingatkan peserta tur tentang tindakan pencegahan infeksi yang diperlukan, termasuk mengenakan dan melepas masker, di setiap tahap tur,” kata JTA dalam pedomannya.

“Bahkan di luar ruangan, pemakaian masker harus berlanjut dalam situasi di mana orang berbicara dalam jarak dekat,” sebut JTA menambahkan.

Jepang telah memberlakukan beberapa kontrol perbatasan paling ketat di dunia selama pandemi, melarang masuknya hampir semua non-penduduk.

Karena sebagian besar negara di dunia terbuka dari penguncian COVID, Jepang juga melonggarkan aturannya. Perdana Menteri Fumio Kishida telah berjanji untuk menyelaraskan langkah-langkah perbatasan dengan negara-negara kaya lainnya.

Pemerintah baru-baru ini mulai melonggarkan panduan masker untuk masyarakat umum meskipun penutupnya ada di mana-mana. Mengenakan masker untuk mencegah penyebaran kuman dan menangkis serbuk sari adalah hal biasa di Jepang sebelum pandemi virus corona.

Jepang melakukan “tur uji” kelompok sekitar 50 orang bulan lalu, kebanyakan dari mereka adalah agen perjalanan. Namun demikian salah satu peserta dinyatakan positif COVID.

James Jang, agen perjalanan dari Australia yang ikut serta dalam salah satu tur uji coba, mengatakan aturan itu kemungkinan akan menunda beberapa orang untuk saat ini.

“Klien akan baik-baik saja dengan mengenakan masker di dalam ruangan tetapi memakainya 24 jam itu merepotkan,” kata Jang kepada REUTERS, seperti dikutip niaga.asia, Rabu.

“Biaya memiliki pemandu setiap saat dapat menghalangi klien sampai nanti ketika mereka memiliki lebih banyak fleksibilitas.”

Pada 2019, Jepang menjadi tuan rumah bagi 31,9 juta pengunjung asing, yang menghabiskan 4,81 triliun yen (USD 36,28 miliar), dengan asumsi nilai tukar USD 1 adalah 132,5700 yen.

Sumber : Kantor Berita REUTERS | Editor : Saud Rosadi

 

Tag: